Rabu, 29 Februari 2012

3 Teknologi Masa Depan yang Bukan Cuma Impian



Barcelona - Perkembangan pesat teknologi akan membuat fiksi sains yang biasanya hanya ada di film jadi kenyataan. Itulah prediksi yang dikemukakan Chairman Google, Eric Schmidt dalam pidato di Mobile World Congress (MWC) 2012 di Barcelona, Spanyol.

"Orang-orang yang memprediksi bahwa hologram dan mobil yang bisa berjalan sendiri akan segera menjadi kenyataan adalah sungguh benar," tukasnya seperti dikutip detikINET dari ABCnews, Rabu (29/2/2012). Berikut 3 prediksi teknologi masa depan yang disarikan dari pidato Schmidt:

1. Mobil kemudi otomatis akan menjadi umum

Google telah mengujicoba mobil dengan teknologi yang memungkinkannya berjalan sendiri tanpa bantuan manusia. Bahkan, mobil tersebut sudah sukses dijalankan di jalanan umum tanpa kendala berarti.

Menurut Schmidt, mobil tersebut sudah diujicoba sejauh 322 ribu kilometer. Google memakai radar dan berbagai sensor sehingga mobil bersangkutan dapat secara mandiri mengenali jalan, kendaraan lain atau orang yang lewat.

2. Manusia akan diwakili robot

Robot-robot kecil akan bisa digunakan untuk mewakili manusia ke berbagai tempat. Robot tersebut dibekali transmisi suara dan video yang bisa dilihat oleh orang yang diwakilinya sehingga mereka tidak perlu menghadiri acara secara langsung.

"Di masa depan Anda akan mampu mengutus robot di setiap event," ucap Schmidt. Saat ini, teknologi robotika memang tengah pesat perkembangannya untuk beragam kegunaan.

3. Realitas virtual melalui internet

Scmidht menyatakan teknologi internet akan memungkinkan orang-orang menggunakan semacam realitas virtual untuk berkunjung ke berbagai tempat dan negara. Di realitas virtual ini, orang-orang bisa berkumpul dengan bebas tanpa harus bertemu secara fisik. Namun mungkin ada kendala di negara yang konektivitasnya terbelakang.

"Hal itu akan mendefinisikan ulang relasi antara orang-orang di dunia. Di dunia baru ini, hanya akan ada sedikit diktator," imbuh Schmidt.
Baca Selengkapnya..

Selasa, 28 Februari 2012

Giliran Malalo dihondo Galodo



JALAN AMBLAS, RUMAH DAN SAWAH TERTIMBUN
Sumatera Barat berduka dan menangis lagi. Sebelumnya Pasaman dilanda musibah galodo. Kini, warga Malalo, Tanah Datar menerima musibah bencana alam serupa. Tak ada korban jiwa, namun fasilitas publik dan sawah banyak yang hancur.
TANAH DATAR, HALUAN — Belum kering air mata warga Pasaman akibat banjir bandang, kini bencana banjir bandang kembali menghantam kawasan Singkuang Jorong Tangah XX Nagari Padang Laweh Malalo, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar. Banjir bandang itu terjadi pukul 22.30 WIB hingga 23.30 WIB pada Minggu (26/2) malam.
Banjir bandang yang menghantam Padang Laweh ini merusak dua rumah warga dan dua musala. Tak hanya itu puluhan hektare sawah lenyap tertimbun tanah dan bebatuan. Jalan Singkuang juga ikut amblas, sehingga akses jalan menuju Singkuang jadi terputus.
Tidak ada korban jiwa dan luka-luka, tapi bencana itu membuat suplai air bersih jadi terputus, karena pipa sambungan air bersih ikut patah diterjang banjir bandang. Untuk mengatasi air bersih, saat ini pemerintah setempat telah menyediakan satu unit mobil PDAM, yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi banjir bandang.
Sementara itu, ada sekitar 11 Kepala Keluarga (KK) yang terpaksa mengungsi ke rumah sanak ke¬luarganya, karena takut akan terjadi banjir bandang susulan.
Hingga Senin (27/2) kemarin, beberapa petugas Tim SAR telah dikerahkan untuk evakuasi warga dan barang-barang berharga milik warga. Namun satu unit alat berat yang dikerahkan belum bisa ber¬buat banyak, karena akses jalan yang rumit.
Menurut Bastian (40), salah seorang korban banjir bandang, Ia mendengar tiga kali suara keras mirip sebuah letusan. Tak lama kemudian, Ia melihat air bercampur lumpur memasuki rumahnya setin¬ggi lutut.
“Waktu itu saya sudah tidur, dan terbangun ketika mendengar ada letusan keras. Awalnya saya tak menduga akan terjadi banjir ban¬dang. Saya baru menyadarinya, saat air bercampur lumpuh telah ma¬suk ke rumah saya,” ujar Bastian.
Bastian mengatakan, ada 11 orang yang tinggal di rumahnya, yang terdiri dari istri, anak dan kedua orangtuanya. Saat rumahnya dimasuki air bercampur lumpur, Ia segera memboyong semua keluar¬ga besarnya ke rumah sanak family yang dirasakan aman, yang ber¬jarak sekitar 20 meter.
Bastian mengaku, Ia mengalami kerugian sekitar Rp150 juta. Akibat banjir bandang itu, pagar dan teras rumahnya porak poranda. Ia juga kehilangan satu unit mobil Kijang Kapsul, serta beberapa perleng¬kapan rumah tangganya juga rusak.
Dari keterangan sejumlah warga sekitar, diduga kuat banjir bandang itu diakibatkan oleh retaknya Bukit Patah Gigi, sehingga terjadi longsor besar ketika hujan lebat. Lokasi longsor diperbukitan itu juga tak sanggup menahan debit air yang besar, sehingga terjadilah banjir bandang yang menuju Sungai Rak Ilie yang melintasi kawasan Sing¬kuang.
Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah setempat apakah diber¬lakukan masa tanggap darurat atau tidak atas kejadian itu. Beberapa warga mengaku belum mendapat bantuan, dan pejabat yang baru mengunjungi lokasi, baru pejabat tingkat kecamatan. (h/wa)
Baca Selengkapnya..

MANTAN KETUA DPRD T DATAR BERPULANG

Batusangkar, Padek—Warga Tanahdatar kehilangan tokoh pejuang Mayor Inf (Purn) H Hasan Basri. Kepergian figur yang dihormati ini dilepas istrinya, Zubaidah dan anaknya.

”Bapak tidak sakit. Kepergiannya sangat mendadak. Paginya, bapak masih minum susu. Bapak meninggal sekitar Pukul 14.00 WIB Jumat (24/2) lalu,” ujar Hernita Hasan, anak Hansan. yang juga Camat Lima Kaum.

Hasan merupakan Ketua DPRD Tanahdatar pada 1970 dan dikaryakan sebagai anggota DPRD Tanahdatar. Almarhum pernah meraih penghargaan perang gerilya Nomor 72665, perang kemerdekaan I Nomor 104918, perang kemerdekaan II, kesetiaan medali sewindu, sapta marga, gerakan operasi milter VIII dan penegak sebagai prestasi bapaknya selama hidup.

Ketokohan Hasan dilihat waktu dilakukan prosesi jenazah yang dilakukan secara militer pada Sabtu di Salimpaung. Pemakaman dipimpin wakil pelaksana Kasdim Mayor Inf Kasni diawali tembakan salvo ke udara. (mal) Baca Selengkapnya..

Senin, 27 Februari 2012

Gubernur Irwan Prayitno: Jadikan Lintau sebagai Kawasan Organik



Batusangkar,
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Pualam melakukan pelatihan kepada petani organik sebanyak 400 orang, mereka berkeinginan untuk mengembangkan pertanian organik di Kabupaten Tanah Datar.
Pertanian pupuk organik cukup berkembang pesat di daerah itu. Gubernur Sumatera Barat memberikan apresiasi kepada Kabupaten Tanah Datar khususnya di Kecamatan Lintau Buo dan Lintau Buo Utara karena kepedulian masyarakat dalam pertanian organik.
“Bentuk penghargaan propinsi terhadap Lintau, 500 hektar, kita bantu Rp2 juta perhektar. Kalau ada daerah lainnya yang sungguh juga akan kita bantu,” tegasnya.
Hadir pada kesempatan itu, Wakil Bupati Kabupaten Tanah Datar Hendri Arnis. Kadinas Pertanian Tanaman Pangan, Djoni, Kadinas Kelautan dan Perikanan Yosmeri, Kadinas Perkebunan Fajaruddin, dan anggota DPRD Sumbar Irdinansyah Tarmizi yang juga tokoh masyarakat di Lintau.
Lebih lanjut, disampaikan Irwan Prayitno, “Ini luar biasa, karena masyarakat yang berinisiatif serta mengelola sendiri dengan kemampuan yang ada dari masyarakat sendiri,” puji Gubernur Irwan Prayitno kepada P4S Pualam Organik yang ada di daerah Lintau, Jumat (24/2) ketika pembukaan Jambore dan Temu Petani Organik di Kecamatan Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar.
Menurut Gubernur, jika pemerintah yang melakukannya itu adalah hal biasa, sebab pemerintah bisa saja punya ketersediaan dana dan fasilitas untuk itu, akan tetapi beda bila masyarakat melakukannya sendiri dan menyediakan lahan sendiri, ini jadi luar biasa.
“Pemerintah tinggal memberikan stimulan, arahan dan bimbingan agar P4S Pualam Organik Lintau Buo dan Lintau Buo Utara ini dapat berjalan dan mencapai level madya dan utama,” ujarnya.
Di Sumatera Barat telah ada 30 P4S yang sudah mencapai level madya dan utama. Ada juga yang baru mendaftar dan akan segera mendaftarkan.
P4S Pualam Organik meskipun dikelola berdasarkan swadaya masyarakat di daerah Lintau ini patut diacungi jempol, karena adanya kesadaran masyarakat untuk pendekatan organik sehingga mampu menghasilkan produk organik yang sehat dan ramah lingkungan serta aman untuk dikosumsi.
Mengunakan pupuk organik kualitas pertanian bagus, produk yang dihasilkan pupuk organik harganya bisa lebih tinggi, ujar Irwan.
Sembilan Wali Nagari se Lintau Sepakat menjadikan Lintau Lembah Organik yang juga disaksikan Gubernur Sumatera Barat. [humas]
Baca Selengkapnya..

Berburu Ilmu, Kekayaan Sempat Disita



Perempuan ini masih berusia 22 tahun. Namun, dia mempunyai keberanian dan pemikiran yang mantap untuk menjadi pengusaha. Walau sudah diterima bekerja di sebuah grup perusahaan minyak di Riau, dia memilih mengundurkan diri dan terjun ke dunia usaha. Seperti apa ia merintisnya?


Wanita yang lebih akrab dipanggil Yaya ini adalah salah satu peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) di Universitas Andalas. Kepada Padang Ekspres, dia bercerita panjang lebar mengenai minatnya menjadi pengusaha hingga pemikirannya ke depan.


Katanya, café yang diberi nama OnD Serroo ini berasal dari kata Ondeh Sero, yang artinya dalam bahasa Indonesia Wah Mantap. Nama itu dipilih agar ada nuansa Minang, namun modern. Selain itu, juga terselip harapan, setiap orang yang menikmati makanan di cafe yang dikelolanya itu betul-betul menikmati, ketagihan dan merasakan bahwa menu yang disediakan sesuai selera. Hal itu juga tergambar dari menu yang disediakan di OnD Serro Cafe.


Kata alumni Jurusan Ilmu Ekonomi Internasional Unand ini, sejak semester empat kuliah, dia sudah berniat menjadi pengusaha. Dia menilai menjadi pengusaha adalah pekerjaan yang mulia dan membanggakan.

“Jadi pengusaha itu, kita tidak diatur oleh orang. Kita bisa mengatur waktu kita sendiri dan melakukan inovasi sesuai dengan apa yang terlintas di pikiran kita. Selain itu, kita bisa membuka lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengangguran,” ujar wanita berjilbab ini.


Perempuan asal Batusangkar, kelahiran Pekanbaru ini mengatakan, untuk mencapai impiannya, dia mengikuti berbagai pelatihan kewirausahaan yang diselenggarakan Unand.


“Saya sangat bangga dan merasa beruntung bisa kuliah di Unand. Karena pemateri yang didatangkan banyak memberikan motivasi yang menstimulasi dan merangsang kita untuk jadi pengusaha. Kadang, melihat keberhasilan orang, mendengar langsung dari orangnya akan membuat itu jadi lebih berarti dari pada demoberaktifitas lain yang tak jelas manfaatnya,” ujar cewek yang suka jalan-jalan ini.


Cewek berjilbab ini kemudian melihat peluang itu ada di Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang diadakan Kementerian Pendidikan Nasional melibatkan beberapa perguruan tinggi negeri, yang salah satunya adalah Unand.


Dia pun memasukkan bussines plan (perencanaan bisnis, red), pelatihan, magang, hingga akhirnya terpilih sebagai mahasiswa yang mendapatkan dana bantuan untuk membuka usaha sebesar Rp24 juta bersama tiga rekannya.


Modal Rp24 juta ternyata belum cukup untuk usaha yang akan dirintis yakni cafe. Untuk mengontrak satu ruko di kawasan Pasar Baru Unand harganya sudah mencapai Rp25 juta. Sedangkan, untuk biaya perlengkapan seperti meja, kursi, resep, dan lainnya menghabiskan biaya Rp12 juta.


Mereka pun harus memutar otak. Berbekal ilmu yang didapatnya dari berbagai pelatihan dan kuliah umum kewirausahaan, diputuskan untuk mencari partner. “Kami cari orang yang mempunyai tempat, kami presentasikan konsep kami, lalu tawarkan bentuk kerjasamanya,” papar gadis yang juga mantan aktivis BEM dan HMI ini.


Pertama kali buka usaha dengan dana PMW, mereka membuka OnD Serroo Cafe di Jalan Ratulangi. Namun, dua bulan berjalan, ada hal yang membuat mereka terpaksa memutuskan untuk mencari tempat lain. “Di sana perkembangannya cukup bagus, namun ada hal lain yang membuat kami harus mencari tempat baru,” bebernya.


Tempat selanjutnya, adalah daerah Lubukbegalung, tidak jauh dari kampus Universitas Putra Indonesia (UPI) YPTK Padang. Di tempat baru itu, usaha mereka berkembang dengan pesat karena strategis. Lagi-lagi, mereka mengalami kendala.


“Di sana sering banjir dan tempat usaha terkena imbas. Kami memutuskan untuk pindah lagi,” jelasnya.
Waktu terus berjalan, Yaya dan teman-temannya sesama penerima PMW pun diwisuda dan memperoleh gelar sarjana. Dua temannya memutuskan untuk bekerja. Praktis, tinggal Yaya bersama satu orang teman lainnya.


Yaya akhirnya memutuskan untuk menyewa satu ruko di Pasar Baru (Jalan M Hatta, depan halte bus kampus).
Keuntungan selama di Lubeg, ternyata belum cukup untuk membayar kontrak di kawasan padat mahasiswa itu. Dia pun mengambil langkah berani, yaitu menjual sepeda motor yang selama ini dipakainya untuk menambah modal penyewa ruko.


Setelah usahanya mulai berjalan, ternyata orangtua Yaya memintanya untuk bekerja. Yaya menceritakan, bahwa orangtuanya masih merasa apabila seseorang itu sarjana, maka lebih cocok bekerja di kantoran. Untuk memenuhi keinginan orang tua dia pun melamar di salah satu grup perusahaan minyak terbesar di Riau.


Berbekal pengalamannya di organisasi, dia diterima dengan jabatan manajer keuangan. Dua bulan bekerja, Yaya merasakan bahwa menjadi pengusaha jauh lebih nikmat dari pada menjadi anak buah orang, walau dengan gaji dan posisi yang cukup menjanjikan.


“Saya merasa jauh lebih nikmat menjadi pengusaha, karena bisa mengatur waktu sendiri dan jika dimulai dari sekarang, insya Allah beberapa tahun ke depan kita sudah bisa menuai hasilnya,” terang wanita kelahiran 23 Oktober 1990 ini.


Akhirnya dia pulang ke Padang dan membenahi usahanya yang hampir terbengkalai. Untuk menambah wawasannya, dia mengikuti berbagai pelatihan enterpreneurship. Tidak hanya di Padang, namun pelatihan diikutinya hingga ke pulau Jawa. Ilmu dan relasi pun bertambah.


Suatu kali, dia mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh salah satu yayasan Salemba Empat yang menghadirkan pengusaha yang terkenal dengan The Power of Kepepet. Pelatihan dilaksanakan di Cipanas, Jawa Barat.


Setelah mendapatkan teori, esok harinya peserta dibawa ke daerah Ciranjang, yang jaraknya sangat jauh dari daerah pelatihan. Ketika itu, handphone mereka diambil, lalu semua benda yang bisa dijual juga diambil panitia.


Ketika itu, panitia menginstruksikan untuk bisa pulang sendiri, makan siang cari sendiri, dan harus membawa pulang masing-masing kelompok uang Rp 1 juta, dan 50 kartu nama.


Ketika itulah, dia merasakan betapa besarnya pengaruh pelatihan teori-teori dan praktik yang diberikan oleh pengusaha. Karena kepepet, mereka akhirnya bisa mendapatkan uang dan pulang sendiri.


“Sungguh berkesan, ketika itu saya menawarkan kepada pemilik salah satu cafe di sana untuk mencoba resep yang saya ciptakan sendiri. Saya katakan, kalau suka harus beli resep itu Rp500 ribu. Kalau tidak suka, tidak usah bayar. Sementara teman-teman ada yang jual kepandaian memotif bordir, dan lainnya. Ternyata karena kepepet kami bisa pulang dan membawa uang Rp1 juta,” katanya sambil tersenyum mengenang saat-saat itu.


Dia juga mengikuti WiraUsaha Mandiri yang dilaksanakan salah satu Bank BUMN terbesar di Indonesia. Saat itu, dia meraih juara dua tingkat regional Sumatera dan mendapatkan bimbingan hingga sekarang.


“Ketika itu, sebenarnya saya berpeluang menjadi juara satu. Namun, karena tempat usaha belum ada izin, maka kemenangan saya tertunda. Tahun ini, saya sedang benahi semua kekurangan untuk berusaha meraih kemenangan yang sempat tertunda,” ujarnya optimistis.


Yaya menjelaskan, untuk menjadi pengusaha dibutuhkan ide, action, dan keberanian. Dalam menjalankannya, dibutuhkan keberanian, keyakinan, manajemen yang baik. “Yang paling, penting itu kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas,” urainya.


Sedangkan untuk promosi, Yaya memakai cara dengan sering mengikuti pertemuan, hadir di banyak acara, lalu di acara itu dia memperkenalkan diri dan usahanya juga dikenalkan.


“Jadi pengusaha itu sangat asyik, penuh tantangan. Jadi pengusaha membuat kita bebas, namun harus selalu berinovasi. Misalnya memikirkan strategi pemasaran, resep khas cafe, dan lainnya,” kata Yaya.


Saat ini, Yaya sedang memikirkan agar bisa membuka cabang kembali di pusat kota. Saat ini dia sudah menjajaki tawaran kerjasama dengan berbagai pihak di pusat kota.


Karena, menurutnya di tempat dia membuka usaha saat ini sangat tergantung pada mahasiswa. “Saat mahasiswa libur, yah omset menurun. Karena orang yang melintasi jalan ini (Pasar Baru, red) hanya mahasiswa. Kalau Sabtu-Minggu omset juga turun,” ulas Yaya.


“Saya imbau kepada semua mahasiswa, bahwa pengusaha itu adalah pekerjaan mulia dan hasilnya akan terlihat hanya dalam beberapa tahun kalau kita benar-benar bekerja dan berinovasi. Jadi buat apa jadi anak buah orang, kalau kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri,” imbaunya.
Baca Selengkapnya..

Jumat, 24 Februari 2012

Menuntut Ilmu antara harta dan agama



“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Qs. Al-Mu¬jadilah/58: 11)
Islam memberikan motivasi yang besar kepada umatnya agar menuntut ilmu. Bahkan wahyu sekaligus perintah pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW adalah iqra’yang artinya membaca.
Akan tetapi dalam perintah membaca tersebut, terdapat syarat yang mesti dipenuhi, yaitu bismirabbika, dengan nama Tuhanmu. Tegasnya, membaca dan menuntut ilmu mesti dilandasi dengan keimanan yang kokok sehingga dengan ilmu tersebut mengantarkannya semakin dekat dengan Allah SWT.
Dewasa ini, menuntut ilmu melalui lembaga pendidikan, sangat digiatkan. Bahkan pemerintah telah memprogramkan wajib belajar 9 tahun. Anak-anak kita pun demikian semangatnya menuntut ilmu, demi mewujudkan cita-cita yang telah mereka tanamkan sejak dini. Bah¬kan sudah mulai menjadi tradisi: malu jika tidak sekolah/kuliah, malu jika tidak berpendidikan.
Meskipun keinginan untuk mengenyam pendidikan formal sebagai salah satu upaya untuk menuntut ilmu begitu besar, namun motivasi seseorang menuntut ilmu tersebut patut diperbincangkan. Dewasa ini, ada kecenderungan orang-orang yang menuntut ilmu hingga ke tingkat yang paling tinggi lebih dimotivasi oleh materi.
Adanya kecenderungan tersebut turut dipicu oleh gejala hidup materialisme yang semakin me-nguat. Banyak orang yang berang¬gapan bahwa kunci kesuksesan seseorang diukur dari banyaknya materi yang ia miliki. Semakin besar penghasilan terutama secara financial seseorang, maka semakin tinggi nilai kesuksesannya. Asumsi semacam ini selanjutnya berpe-ngaruh ke dalam dunia pendidikan itu sendiri.
Ketika lulusan dari jurusan tertentu di perguruan tinggi tersebut lebih menjanjikan masa depannya secara financial, maka semakin mahal pula biaya pendidikannya. Persaingan pun sangat ketat, tidak saja persaingan kemampuan inte¬lektual, tetapi juga kemampuan financial. Bahkan kita masih sering mendengar, ada di antara orang tua yang harus mencari ‘jalan pintas’ mengeluarkan biaya yang relative besar sebagai ‘uang hilang’ untuk menyogok oknum pejabat structural di lembaga pendidikan tersebut agar anaknya diterima pada perguruan tinggi yang diyakini menjanjikan penghasilan yang lebih tinggi.
Akibatnya, ketika mereka men¬jalani profesinya, tentu lebih berorientasi kepada materi. Mereka akan bekerja dan berkarya jika memperoleh uang yang relative besar jumlahnya. Rasa kemanusiaan (sense of humanity) pun berlahan sirna. Semuanya diukur dengan materi.
Ketika ia menjadi pejabat, hanya melihat rakyatnya sebagai objek kebijakan yang menghasilkan proyek milyaran rupiah. Dia tidak dapat merasakan tetesan air mata kepedihan di balik mata-mata yang cekung dan ungkapan kemiskinan di sela-sela tulang rusuk yang mencuat.
Contoh di atas bisa terjadi jika proses pendidikan yang dilaluinya lebih berorientasi kepada materi. Sungguh memprihatinkan masa depan bangsa ini jika hanya dihuni oleh manusia yang hanya memen¬tingkan materi. Sebab ketika manusia hanya mementingkan materi, maka ia telah mengabaikan hakikat dirinya yang sesungguhnya, yaitu makhluk yang memiliki dimensi ruhani.
Dalam perspektif psikologi Islam, manusia terdiri dari dimensi rohani dan jasmani. Psikolog Muslim, Abdul Mudjib, dalam bukunya “Psikologi Kepribadian Islam” berpendapat bahwa secara garis besar manusia terdiri dari dimensi ruh, nafsu dan jasad. Jasad atau jism diciptakan Allah dari unsur tanah, yang pada gilirannya akan mengakibatkan kecenderungan manusia kepada hal-hal yang bersifat materi; seperti uang, harta benda, kendaraan, rumah, pasangan hidup, dan sebagainya.
Sedangkan rohani/psikis dicip¬takan Allah dari ruh ciptaan-Nya yang membawa kecenderungan kepada ketenangan, kedamaian, bersifat transcendental, nilai-nilai positif, dan sebagainya. Ketika ruh dan jasad bersatu maka muncullah dimensi nafsu atau jiwa sehingga muncul pula potensi akal, nafsu, qalbu, dan sebagainya sehingga manusia menjadi kreatif, inovatif, dan produktif dalam berkarya.
Dengan memahami hakikat struktur kepribadian manusia, maka orang-orang yang lebih me-men¬tingkan materi berarti ia hanya mementingkan aspek jasadnya semata. Padahal, jika manusia hanya mementingkan dimensi jasadnya, apa bedanya manusia itu dengan hewan? Bukan¬kah hewan juga hanya mementingkan peme¬n¬u¬han kebutuhan biologis/jasmaniah semata?
Agaknya inilah yang disinggung oleh Allah dalam al-Qur’an bahwa ketika manusia mengabaikan dimensi ruhaniahnya dalam ber¬perilaku, maka derajatnya disa¬makan dengan hewan ternak, bah¬kan lebih rendah dari itu (Qs. Al-A’raf/7: 179).
Bukan berarti manusia tidak boleh memenuhi kebutuhan jas¬maniah dan menikmati kenikmatan materi yang bersifat duniawi (Qs. Al-Qashah: 77). Tidak bisa dipung¬kiri setiap orang menginginkan hidup sejahtera, mapan dan tidak berada di bawah garis kemiskinan. Dan pendidikan pun diyakini sebagai upaya untuk mengubah nasib dari hidup melarat menjadi konglomerat dan terhormat. Namun harta bukanlah tujuan, melainkan alat, sarana, atau media untuk mencapai puncak hakikat manusia yang sesungguhnya.
Sejatinya, motivasi menuntut ilmu mesti didominasi oleh ajaran agama. Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim yang harus dipenuhi dan dilaksanakan. Walau¬pun ada niat menuntut ilmu terse¬but ingin hidup sejahtera, punya pekerjaan yang layak, dan alasan duniawi lainnya, semua itu mesti dilandasi oleh motivasi agama. Ketika agama telah menjadi motivasi mendasar, maka ia akan terbentengi oleh keserakahan dan kesombongan tatkala ia memp¬e¬r¬o-leh harta dan kedudukan karena ilmunya.
Dalam konsep tasawuf, kita mesti lebih mencintai Allah di atas segala-galanya, teramasuk harta, kedudukan, jabatan, dan seba¬gainya. Perhatikanlah firman-Nya: “Jika bapa-bapa, anak-anak, sau¬dara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan kepu¬tusan-Nya”. Dan Allah tidak mem¬beri petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (Qs. At-Taubah/9: 24).
Oleh karena itu, orang tua mesti memotivasi anaknya sejak dini agar menuntut ilmu bukan karena materi, tetapi untuk menjadi manusia yang banyak memberi manfaat bagi orang dan mengab¬dikan diri kepada Allah SWT. Perubahan paradigma pendidikan dari materialisme kepada pendi¬dikan yang universal-holistik; memanusiakan manusia secara utuh, akan mampu terwujud dengan sinegisitas antara orang tua, sekolah dan masyarakat. Jika tidak, maka materi akan menjadi tujuan, bah¬kan bisa menjadi ‘tuhan’ bagi kehidupan manusia modern. Wallahu a’lam.
Baca Selengkapnya..

Suku Anak dalam Pulang kampung dari Pagaruyung



Solsel, Padek—Sejak sepekan terakhir, sebanyak 15 orang suku anak dalam (orang rimba) berada di Solok Selatan. Mereka “turun gunung” karena dikabarkan hendak mencari tanah kelahiran nenek moyangnya.

Rombongan Suku Anak Dalam itu berasal dari Bukit Duabelas, Kabupaten Sarolangun Bangko, Jambi. Menurut cerita yang mereka dapat, mendiang munyang laki-laki (moyang-red) mereka, bernama Mangku Muhammad, berasal dari Pagaruyung Batusangkar, Tanahdatar.

“Munyang aku ndak mau dijajah (saat zaman penjajahan, red), lalu masuk ke dalam hutan dan nikah dengan suku dalam. Sudah lama kami dapat cerita itu. Kami ingin betul melihat tanah asal munyang kami, juga famili kami yang orang Minang,” tutur Ismail, 58, Kamis (23/2). Soal keyakinan, Ismail bersama saudara-saudaranya mengaku telah menganut Islam.

Kerinduan mereka mengunjungi Pagaruyung akhirnya terwujud. 35 hari yang lampau, Ismail bersama sanak saudaranya berangkat dari Bukit Duabelas. Rombongan terdiri dua istri Ismail (Siti Aminah dan Masidah), mertua perempuannya, saudaranya yang bernama Siti Khadijah, serta 10 orang anak-anak mereka.

Di antaranya ada yang berusia 1,5 tahun. Dari rimba Bukit Duabelas, mereka berjalan kaki melewati Kabupaten Dharmasraya, hingga ke Pagaruyung, Batusangkar.

Dua minggu mereka berada di tanah Pagaruyung. Bukan main senangnya hati mereka. Kerinduan bertemu dengan sanak famili terlepas sudah meski tak satu pun warga Tanahdatar yang mereka kenal.

Bagi mereka, siapa saja yang mereka jumpai di sana, dianggap saudara. “Saat di Batusangkar, kami menginap di kantor camat,” imbuh Siti Aminah.

Setelah merasa puas melepas di Batusangkar, mereka berencana melanjutkan perjalanan pulang ke Bangko, melewati Solok Selatan dan Kerinci. Peralatan yang mereka bawa cukup beragam. Mulai dari terpal hingga peralatan memasak. Semuanya dibungkus dalam karung plastik yang dipikul orang dewasa.

Sedangkan anak-anak mereka, hanya kebagian membawa ember kecil. Di sepanjang jalan, kepada siapa pun yang lewat, bocah-bocah itu akan menyodorkan ember tersebut.

Saat sampai di Pinangawan, Pauhduo, mereka terlihat sangat lelah. Apalagi anak-anak. Perjalanan ratusan kilo itu, cukup menguras tenaga bocah ingusan itu. Di pinggir jalan, di atas rumput mereka selonjorkan kaki.

Untunglah, beberapa hari di Solsel, mereka mendapat perhatian dari warga. Ada yang memberikan makanan, ada pula yang memberi uang. “Tadi malam, kami nginap di rumah sekolah,” ujar Aminah, wanita beranak empat yang tidak tahu berapa usianya.

Ismail mengaku kasihan terhadap anak-anak. Mereka masih kecil, tapi terpaksa harus diboyong. Sebab, kalau anak-anak ditinggalkan di rumah (tengah rimba), mau makan apa. Ismail lalu memutuskan membawa sebagian anaknya, membantu meminta sedekah dari warga.

“Kami ado diagiah urang dinas sosial rumah trans di Bukik Duobaleh. Tapi tak ado lahan yang bisa digarap. Di sinan, kebun sawit lah banyak, milik perusahaan. Susah kami cari makan,” ujarnya.

Sehari-hari, anak-anak mereka memang diizinkan untuk mengutil sawit oleh pemilik kebun. Namun, itu hanya sebatas anak-anak saja yang boleh. Dari hasil mengutil sawit, satu orang anak paling banter dapat lima kilo. Meski jauh dari jumlah kebutuhan, tapi cukup membantu untuk makan sehari-hari.

Suku anak dalam atau orang rimba, sering juga disebut dengan Suku Kubu. Namun, istilah Kubu terdengar kasar dan tidak disukai oleh suku anak dalam. Suku ini hanya terdapat di pedalaman hutan Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan. (sih)
Baca Selengkapnya..

Kamis, 23 Februari 2012

Masyarakat sejumlah Nagari Mempermasalahkan Tapal batas



BATUSANGKAR,HALUAN — Ma¬syarakat di sejumlah nagari di Tanah Datar masih mempersengketakan tapal batas nagari mereka dengan sejum¬lah nagari lain, maupun dengan nagari tetang¬ga di kabupaten lain.
Sengketa tapal batas antara warga Nagari Padang Ganting Kabupaten Tanah Datar dengan masyarakat Nagari Pasilihan Kabupaten Solok semakin merun¬cing. Kedua belah pihak masih bersikukuh pada konsep kepemi¬likan hak ulayat masing-masing.
Dalam pertemuan di Kantor Camat Padang Ganting, Sabtu (18/2), masing-masing ninik mamak telah mengutarakan dan mengekspos berbagai fakta yang diyakini sebagai bukti kepemi¬likan ulayat. Namun tidak dicapai kesepakatan dalam pertemuan itu.
Warga Nagari Padang Gan¬ting dan Pasilihan selama ini hidup berdampingan, di mana batas kepemilikan lahan secara umum adalah aliran Batang Ombilin.
Pada lokasi tapal batas tersebut, terutama pada kiri dan kanan aliran sungai yang berasal dari Danau Singkarak itu, sudah banyak yang digarap masing-masing pihak dengan membuka lahan perkebunan karet.
Dalam acara pertemuan dengan agenda penyampaian ekspos kepemilikan lahan oleh masing-masing ninik mamak tersebut dihadiri oleh sebanyak tiga orang ninik mamak, baik dari Padang Ganting ataupun dari Pasilihan.
Pertemuan itu juga dihadiri oleh utusan pemerintahan kabu¬paten masing-masing, yaitu Kabag Tata Pemerintahan dari Kabupaten Solok dan Tanah Datar, camat masing-masing wilayah, Ketua Kerapatan Adat Nagari ( KAN ) serta tokoh masyarakat dari kedua belah pihak yang bersengketa.
Camat Padang Ganting Abra¬mis Yuzi usai pertemuan itu kepada Haluan mengatakan, para delegasi Padang Ganting ataupun Pasilihan telah diberi kesempatan untuk mengutarakan argumen masing-masing.
“Kedua pihak dalam perte¬muan itu masih belum mene¬mukan kata sepakat, terutama untuk menentukan tapal batas antara ulayat Nagari Padang Ganting dan Pasilihan,” tutur Abramis.
Langkah selanjutnya, kata¬nya, akan dilakukan kunjungan ke areal yang disengketakan. Namun masih belum disepakati kapan kunjungan itu akan dila¬ku¬kan.
Tapal Batas Limapuluh Kota
Sementara itu, penetapan tapal batas antara Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten 50 Kota yang belum ada keputusan pasti, dikhawatirkan memicu konflik antar warga.
Pasalnya, ulayat masing-masing nagari saling memiliki potensi sumber daya alamnya yang bisa menghasilkan pen¬dapatan nagari.
Tokoh masyarakat Tanjung Bonai Amir Dian kepada Halaun, Selasa (21/2), mengatakan, kekhawatiran terjadinya konflik di perbatasan antara Nagari Tanjung Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara, Tanah Datar dengan warga Nagari Halaban Kabu¬paten 50 Kota ini cukup besar, melihat potensi alam kedua wilayah ini.
“Potensi konflik antar warga di perbatasan ini sangat tinggi jika pemerintah dan ninik ma¬mak kedua nagari masih berta¬han dengan batas wilayahnya masing-masing,” ucap Amir Dian.
Menurutnya, saling meng¬klaim dan saling memiliki hak atas wilayah ini perlu kajian mendalam dari ninik mamak kedua nagari yang harus dirundingkan secara baik.
“Potensi sumber daya alam yang dimiliki kedua wilayah ini saling berdekatan, sehingga muncul praduga yang bisa memicu konflik warganya, dan pengelolaan di areal perbatasan antar wilayah ini harus segera dirampungkan,” kata Amir.
Walinagari Tanjung Bonai Utama Johar juga meminta kejelian pemerintah untuk sesegera mungkin menyelesaikan persoalan tapal batas atar wilayah ini.
“Hal ini harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah dan ninik mamak, kita khawatir jika ulayat kedua nagari ini tidak segera diselesaikan, maka potensi alam ini juga bisa membuat konflik warga,” tegas Utama.
Belum adanya keputusan pemekaran wilayah ini, kata Utama, membuat warga di dua nagari ini sering bergesekan seiring dengan maraknya aksi penebangan liar di kawasan ini.
“Pihak sebelah mengklaim wilayah mereka, dan satu lagi juga mengklaim. Jika terjadi permasalahan hukum, siapa sebenarnya bertanggung jawab dan siapa yang rugi?” imbuh Utama Johar.
Ia menilai, pembinaan batas wilayah oleh pemerintah pada umumnya selalu dihadapkan pada masalah, antara lain kurangnya pemahaman ma¬syara¬kat terhadap maksud dan tujuan penentuan batas wilayah. Hal itu karena persepsi masy¬arakat yang keliru terhadap batas historis wilayah serta kurangnya sosialisasi tentang penetapan batas wilayah.
“Untuk meminimalisir perma¬salahan yang dihadapi ini, khusus¬nya dalam pelaksanaan penetapan batas wilayah harus segera selesai,” tambah Utama.(h/emz/doy).
Baca Selengkapnya..

Rabu, 22 Februari 2012

RIM: Buat Apa Bangun Server BlackBerry di Indonesia?



Jakarta - Prinsipal BlackBerry, Research in Motion (RIM), mengaku tetap berkomitmen melayani jutaan pelanggannya di Indonesia tanpa mau repot-repot berkomitmen membangun server. "Apa untungnya?" ucap petinggi RIM.

Sekali lagi, Indonesia telah dibuat kecewa oleh RIM. Vendor asal Kanada itu lebih memilih Malaysia sebagai pabrik BlackBerry, Singapura untuk network aggregator, dan India untuk penempatan servernya.


Tak pelak, kondisi ini membuat pemerintah Indonesia berang. Sebab, Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang pendapatan terbesar RIM--yang saat ini tengah anjlok di pasar global.

Sudah berulang kali, pemerintah melalui Kementerian Kominfo dan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) menagih komitmen RIM untuk menyediakan layanan purna jual, akses penyadapan (lawful interception), hingga pembangunan server BlackBerry di Indonesia.

Hanya saja, setelah beberapa kali pertemuan, seluruh permintaan tersebut belum juga dipenuhi RIM. Terutama soal akses penyadapan yang katanya sudah dikoordinasikan dengan pihak dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta soal server yang masih tarik ulur.

Kondisi tarik ulur ini membuat prasangka terhadap RIM semakin negatif. Sebab, Indonesia terkesan hanya dijadikan tempat jualan saja tanpa mau memenuhi komitmen sesuai aturan yang berlaku, seperti, UU Telekomunikasi No.36/1999, KM 21/2001 tentang penyelenggaraan jasa telekomunikasi, dan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) No.11/2008.

"Kami memahami situasi ini. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah melayani pengguna kami di sini," kata Oliver Pilgerstorfer, head of PR East Asia RIM, di sela media briefing Playbook 2.0, di Jakarta, Selasa (21/2/2012).

Saat diberondong pertanyaan soal komitmen pembangunan server RIM di Indonesia, Oliver malah balik bertanya.

"Sebenarnya, mengapa harus ada server BlackBerry di sini? Bisakah kalian jelaskan, apa yang sebenarnya diharapkan? Keuntungan apa yang bisa didapat?"

"Kami tetap berusaha melayani pelanggan dengan baik tanpa membangun server di sini," tandas pria asal London, Inggris tersebut.
Baca Selengkapnya..

SAMSUNG Membuat mata uang digital



Jakarta - Tampaknya Samsung tidak hanya berambisi untuk menguasai pasar ponsel Tanah Air, namun dengan membuat mata uang digital vendor asal Korea itu bermimpi untuk membangun sebuah ekosistem digital di Indonesia.

Samsung memang tak banyak bicara mengenai mata uang digital yang mereka rencanakan, terutama di Indonesia. Namun Pamudi Baskara, Application Specialist Samsung Electronics Indonesia sedikit membeberkan hal tersebut kepada sejumlah media.

Mata uang tersebut dinamakan Samsung Points, konsepnya mirip dengan uang virtual lainnya yang bisa menjadi media belanja di dunia maya.

"Masyarakat Indonesia sudah mulai aware dengan uang digital, makanya kami sudah mulai menerapkannya," kata Pamud saat ditemui di Pasific Place.

Di Indonesia, 1 Samsung Points dihargai RP 1.000. Untuk mendapatkannya pengguna bisa membeli melalui kartu kredit, internet bangking, dan media pembelian lainnya.

Meski terkesan diam-diam, namun Samsung Points diklaim sudah mulai berjalan di Indonesia. Bahkan sebagian pengguna sudah mulai membelanjakan uang tersebut untuk membeli beberapa konten, semisal buku digital.

"Di Indonesia sudah jalan kok, udah mulai ada yang belanja juga melalui aplikasi e-Reader kita," imbuh Pamudi.

Tapi sayangnya, Samsung masih enggan membeberakan berapa nilai transaksi yang sudah diraih pada uang virtual tersebut.

"Kalau untuk berapa nilai transaksinya, saya belum bisa jawab," tandas Pamudi
Baca Selengkapnya..

Melirik Nagari Padang magek



Secara geografis Nagari Padangmagek terletak 10 km dari kota Batusangkar. Letaknya strategis karena berada di jalur utama Ombilin Menuju Batusangkar dan menghubungkan empat nagari. Campur tangan perantau dibutuhkan untuk menggerakkan ekonomi warga.

Kondisi daerah pada umumnya datar dan berbukit. Kehidupan masyarakatnya sebahagian besar hidup bertani. Nagari ini juga terkenal dengan bidang pendidikan dan budaya. Program ini menjadi garda terdepan.

Kondisi itu terlihat dari kehidupan warga di sana. Masyarakat masih tetap menumbuhkan nilai-nilai agama dan adapt. Ini terbukti dengan dukungan sarana dan prasarana seperti lembaga didikan subuh, majelis taklim dan wirid Yasinan. Padangmagek memiliki dua pesantren, lima masjid, tujuh mushala dan tujuh surau yang tersebar di masing-masing jorong.

Padangmagek berhasil sebagai juara II tingkat Sumbar. Selain itu masuk nominasi 10 besar nagari terbaik tingkat nasional dan wakil Sumatera Barat ke tingkat nasional. Selain itu juara I kompetensi wali nagari bidang ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

Demikian pula di bidang budaya, nagari ini pernah keluar sebagai juara Sumbar melalui randai Intan Korong. Di bidang ekonomi, berbagai upaya juga terus dilakukan melalui penguatan kelompok baik melalui bantuan modal, pertanian padi, peternakan maupun tanaman coklat.

Ada kelompok taninya yang sudah memiliki modal di atas Rp 125 juta. Dari gebrakan yang dilakukan itu juga ikut menurunkan angka kemiskinan di Padangmagek. Jika tahun sebelumnya sebanyak 336 KK miskin, sekarang tinggal 249 KK.

Angka kemiskinan itu akan bisa diturunkan melalui lembaga ekonomi masyarakat. Baik melalui koperasi, kredit mikro maupun melalui bantuan kepada LKMA Gapoktan. Termasuk bantuan lainnya dari perantau yang terus mendorong percepatan pembangunan di nagarinya.

Perantau sudah membangin sarana pendidikan, ibadah, maupun sarana kepentingan umum lainnya. Mereka tergabung dalam wadah ikatan Keluarga Padangmagek di Jakarta dengan pembangunan Sosial Kemasyarakatan sebesar Rp 450 juta. Terakhir, perantau menyerahkan ambulance.

Potensi yang dimiliki didukung semangat membangun yang dimiliki warga bersama perantaunya. Tak heran, berbagai prestasi selalu diperoleh seperti lomba nagari berprestasi tingkat nasional dan lomba kompetisi wali nagari.

Keberhasilan dan kekompakan itu diaspresiasi Gubernur Sumbar Prof Dr Irwan Prayitno dengan memberikan penghargaan kepada kepada perantau dari Ikatan Keluarga Padang Magek. Ikatan perantau dianggap peduli untuk mempercepat pembangunan kampung halamannya selama ini. (***)
Baca Selengkapnya..

Selasa, 21 Februari 2012

SUMATERA BARAT MEMASUKI ERA MODERNISASI



Sumatera Barat tak lama memiliki jalan tol. Sebuah ciri kawasan modern. Tahun 2012 ini dimulai pembangunanya sepanjang 27 km arah Padang-Sicincin. Pemkab/kota diminta mendukung.
PADANG, HALUAN — Pem¬bangunan jalan tol di Sumbar dimulai tahun 2012 ini, diawali dengan proyek jalan tol Padang-Sicincin sepanjang 27 km. Selanjutnya secara bertahap dikerjakan ruas tol Sicincin-Padang Panjang 23 km dan Padang Panjang-Bukittinggi sepanjang 33 km dimulai 2013. Terakhir ruas tol Bukittinggi-Payakumbuh sepanjang 20 km dan Payakumbuh batas Riau sepanjang 92,07 km mulai dikerjakan 2014.
Karena proses pembebasan lahan di Sumbar berjalan alot, maka pemko/pemkab yang ter¬kait dengan pembangunan jalan tol ini diberi tenggat waktu untuk menyelesaikannya sesuai waktu dimulainya pem¬bangunan tol.
Padang Pariaman menya¬takan tidak masalah dengan lahan. Sedangkan Tanah Datar, Agam dan Bukittinggi harus menyelesaikan soal lahan pada 2013 dan Kota Payakumbuh serta Limapuluh Kota batas waktunya 2014.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang dihubungi Haluan Senin (20/2), usai rapat koor¬dinasi dengan Gubernur se-Sumatera di Palembang menje¬laskan, kesepakatan tersebut dicapai seluruh gubernur se-Sumatera bersama Jasa Marga
dalam rangka percepatan pem¬bangunan infrastruktur jalan tol di pulau ini.
Pada kesempatan itu juga, langsung ditandatangani Memorandum of Understanding (MoU) antara Gubernur Sumbar dan Jasa Marga. Selanjutnya akan dibentuk kon¬sorsium antara Jasa Marga dengan Pemprov Sumbar, Pemko/Pemkab masing-masing. Tetapi konsorsium ini terbuka untuk perusahaan BUMN lain maupun swasta.
“Kita akan lakukan percepatan pembangunan jalan tol di Sumbar. Tadi saya langsung tanda tangan MoU dengan Jasa Marga untuk menggarap pembangunan jalan tol tersebut,” sebut Irwan di balik telepon genggamnya.
Kepala Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Pemukiman Sum¬bar, Suprapto yang dihubungi terpisah menjelaskan, pembangunan tol serentak dilakukan pada 5 provinsi di Sumatera, masing-masing Sumbar, Sumsel, Riau, Sumut dan Provinsi Lampung.
Masing-masing provinsi memiliki tugas berat yang harus segera diselesaikan di antaranya masalah perizinan termasuk Amdal, penca¬dangan kawasan ekonomi, pembe¬basan lahan serta penyertaan saham dalam konsorsium. Secara rutin, Tim Kecil yang menangani jalan tol ini akan bertemu dengan Menteri BUMN untuk melaporkann perkem¬bangannya.
Dari sekian banyak pekerjaan tersebut, maka yang paling berat dilakukan adalah proses pem-bebasan lahan. Dan hal ini men¬jadi inti dari pekerjaan pem¬ba¬ngunan jalan. Bila persoalan lahan dapat dituntaskan maka dapat diartikan pekerjaan jalan itu sudah mencapai 99 persen. Jadi pekerjaan fisik itu bobotnya hanya 1 persen.
“Soal lahan ini menjadi inti pekerjaan kita, bila lahan beres maka yang lainnya juga aman, karena soal dana tidak ada masalah karena banyak investor yang berminat di proyek tol ini. Meski terbilang berat, tetapi kita optimis mampu menyelesaikan masalah lahan ini,” katanya.
Sebab proses pembebasan lahan langsung ditangani Pemprov Sum¬bar, termasuk biaya ganti ruginya. Pemko/Pemkab terkait diminta secepatnya dapat meng¬koor¬dinasi¬kan dengan masyarakatnya. Guber¬nur Sumbar Irwan Prayitno juga memberi tenggat waktu pembe¬basan lahan oleh Pemko/Pemkab terkait sesuai waktu dimulainya pekerjaan.
“Kita memberikan waktu kepa¬da masing-masing Pemko/Pemkab terkait sesuai waktu dimulainya pembangunan tol. Pariaman sudah menyatakan soal lahan tidak ada masalah. Sedangkan Tanah Datar, Agam dan Bukittinggi harus menye¬lesaikan soal lahan pada 2013 dan Kota Payakumbuh serta Limapuluh Kota batas waktunya 2014,” tegas Irwan.
Menurut Suprapto, ruas tol Padang-Sicincin, Sicincin-Padang Panjang dan Padang Panjang-Bukittinggi dikerjakan full standar atau sesuai dengan ketentuan standar jalan tol, terdiri dari 4 lajur atau lebar 36 meter. Masing-masing lajur lebarnya 3,75 meter.
Sedangkan Bukittinggi-Paya¬kumbuh sepanjang 20 km dan Payakumbuh batas Riau sepanjang 92,07 km dengan sistem High Grade Highway (HGH), atau jalan bebas hambatan dan dapat dikembangkan atau ditambah sesuai kebutuhan di masa datang.
Kehadiran jalan tol ini akan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat daerah ini. Tol bakal mendukung percepatan pem¬ba¬ngunan sektor pariwisata, perekonomian, pendidikan dan tentunya kesejahteraan masyarakat. Akses transportasi darat bagi kabupaten/kota di Sumatera Barat semakin cepat menuju jalur trans¬portasi lintas timur yang berada di Riau sebagai Koridor Lintas Pulau Sumatera. (h/vie)
Baca Selengkapnya..

Pentingnya eksistensi Radio bagi masyarakat



Pada Hari Radio Sedunia, 13 Februari 2012 lalu, UNESCO mengingatkan dunia akan eksistensi sebuah media yang dapat mencapai pelosok-pelosok yang tidak terjangkau media lain, yaity radio.
Radio masih menjadi forum komunikasi penting karena stasiun radio bisa dengan cepat dipasang dan dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan televisi. Radio merupakan alat komunikasi paling berguna untuk mencapai masyarakat terisolir dan orang-orang lemah seperti mereka yang buta huruf, cacat dan juga miskin.
Radio juga bisa menjadi media bagi kelompok tersebut untuk berpartisipasi dalam debat publik. Selain itu juga memainkan peran penting dalam komunikasi darurat dan juga dalam proses pemberian bantuan untuk wilayah bencana. Ini terbukti dalam musi¬bah tsunami Desember 2004. Radio Nederland Wereldomroep (RNW) membantu beberapa mitra radio di Indonesia dengan mengirimkan “radio in a box”, sebuah stasiun radio FM yang bisa dipindah-pindahkan lengkap dengan studio dan transmisi.
Peralatan ini dimanfaatkan oleh stasiun radio yang fasilitas mereka hancur dalam tsunami.
Pendidikan
Hari Radio Sedunia akan dija¬dikan momentum untuk berdiskusi dan berdebat tentang peran radio dalam membantu sektor paling rawan di berbagai komunitas di seluruh dunia. Beberapa acara sudah digelar di seluruh dunia.
Sebuah konferensi yang dihadiri pakar, praktisi dan juga penyedia peralatan radio digelar di London yang diberi judul “Perspektif Baru untuk Radio Tradisional”.
Panitia konferensi menyatakan radio masih merupakan teknologi penyiaran lokal paling aktif di dunia. Radio memainkan peran penting dalam mempromosikan pembangunan, meningkatkan taraf hidup dan mendukung pendidikan.
Ini karena media ini murah dan bisa diakses dengan gratis. “Anda tidak butuh app atau internet untuk mengakses radio.”
Peran Sosial
Namun demikian, radio tidak boleh ketinggalan jaman. Banyak yang berpikir platform transmisi adalah bagian terpenting dari teknologi radio. Sebagai contoh, pencinta gelombang pendek dan kadang pengusaha radio sendiri, sering berpikir kalau radio inter¬nasional berhenti menggunakan teknologi yang tidak efisien seperti gelombang pendek analog, radio tidak lagi bisa menjadi stasiun siaran yang layak.
Konferensi di London akan membahas bagaimana berbagai teknologi yang berbeda bisa mena¬warkan cara baru bagi radio untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Ini mungkin perubahan terbesar yang terjadi terhadap teknologi radio sejak orang bekerja di sektor ini. Saat orang mendengarkan radio, radio adalah teknologi pasif, terutama radio internasional.
Di beberapa stasiun radio, acara yang dibawakan oleh penyiar dengan aksen kuat dengan meng¬gunakan teks terjemahan yang buruk dan membahas topik yang membosankan. Hasilnya, kemung¬kinan para pendengar memberi reaksi sangatlah minim.
RNW merupakan salah satu stasiun radio internasional yang pertama kali bereksperimen dengan program interaktif dengan pende¬ngar. Sesuatu yang sekarang men¬jadi norma untuk siaran radio. Pada tahun 1980an, sebelum internet dan HP ditemukan, RNW ikut ambil bagian dalam program berbahasa Inggris yang memberikan kesem¬patan kepada pen¬dengar untuk menelpon.
Waktu itu acara disiarkan di empat bagian dunia dan kami kaget melihat respon pendengar yang mau menelpon internasional hanya untuk berbicara dengan kami.
Radio Akar Rumput
Sekarang komunikasi dua arah kami dengan pendengar inter¬nasional dilakukan melalui Face-book, Twitter dan situs serta blog kami. Tapi untuk stasiun radio lokal masih lebih gampang untuk berpar¬tisipasi dalam berbagai acara yang mereka suguhkan.
Ketika kuliah di Inggris pada awal 1970an, saya mengalami sendiri bagaimana radio grassroots bekerja. Pada suatu hari yang cerah, saat berjalan menuju studio, saya melewati lapangan yang sepi. Sewaktu siaran saya sampaikan ini adalah hari yang sangat indah untuk duduk-duduk di lapangan dan mendengarkan siaran kami.
Kemudian saat saya selesai siaran, saya kembali melewati lapangan itu. Ternyata ratusan orang sudah berkumpul di sana dan banyak yang mendengarkan sia¬ran kami. Kebetulan saja? Saya rasa tidak demikian. Saya yakin, pada level dasar, kejadian ini menggam¬barkan bagai¬mana kekuatan radio dalam komunitas kecil. (Sumber: http://www.rnw.nl)
Baca Selengkapnya..

Senin, 20 Februari 2012

Pembangunan SMPN 3 Mengecewakan



Batusangkar, Padek—Bupati Tanah Datar M Shadiq Pasadigoe merasa kesal melihat pembangunan gedung SMPN 3 Sungayang yang dibangun CV Daya Agung. Pengerjaannya terlihat tidak professional. Bupati meminta Kepala Dinas Pendidikan Tanahdatar untuk tidak menerima serah terima bangunan, sebelum bangunan yang dikerjakan sesuai dengan yang diharapkan.

Kita Mengabaikan Kekuatan Nagari



Pemerintahan nagari-nagari teridealisasikan dengan hadirnya ruang publik di tengah-tengah kehidupan nagari di Minangkabau, misalnya, galanggang (sasaran), yang merupakan ranah bagi anak nagari untuk mengekspresikan diri mereka, dapat disebut sebagai sistem nilai budaya. Di dalam galanggang itu akan teraktualisasikan ekspresi individu, masyarakat, dan komunal. Namun 12 tahun pemerintahan nagari dijalankan di Sumatera Barat, yang teridealisasikan itu masih jauh panggang dari api. Nagari yang ada kini tak jauh beda dengan saat ia menjadi desa dulu itu.
Dalam tataran kajian budaya, Minangkabau salah satu suku yang dikenal sebagai masyarakat yang unik karena memadukan nilai-nilai adat (tradisi) dan nilai-nilai keagamaan (Islam) dalam kehidupan sehari-harinya. Kehidupan tradisional orang Minang adalah kehidupan bersama yang dipimpin oleh mamak (laki-laki) secara demokratis. Baik dalam keluarga, suku atau nagari. Ada mamak adat (nini mamak, pimpinan kaum), mamak ibadat (ulama) dan cerdik pandai. Namun demikian, semenjak reformasi tahun 1998, lebih jauh lagi sejak ditetapkannya Peraturan Daerah No 9 Tahun 2000 dan direvisi lagi dengan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Nagari di Sumatra Barat, eforia yang cenderung romantik akan kebesaran masa lalu, kian terasa dan mengemuka.
Berkembangnya semangat kembali ke nagari pascaruntuhnya rezim Orde Baru merupakan sebuah reaksi terhadap sifat hegemoni budaya yang melekat pada budaya global, berupa homogenisasi atau penyeragaman budaya secara kolosal, yang menyebabkan semakin sempitnya ruang gerak dan merosotnya pamor budaya-budaya lokal, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan lenyapnya budaya karena dilindas arus globalisasi.
Kekhawatiran tersebut telah mendorong munculnya berbagai bentuk perjuangan budaya, khususnya perjuangan representasi budaya (cultural representation), yang di dalamnya respeks terhadap akar-akar budaya lokal digunakan sebagai senjata untuk menentang kekuatan impersonal, predator dan anonim globalisasi.Menurut Yasraf Amir Piliang, globalisasi tampaknya telah menghadapkan kebudayaan-kebudayaan lokal pada situasi dilematis: antara tradisi dan perubahan, antara identitas dan transformasi. Situasi dilematis ini muncul akibat sosok globalisasi itu sendiri yang menampakkan ‘wajah ganda’. Di satu sisi, globalisasi menciptakan integrasi, homogenisasi, standardisasi, internasionalisasi, di dalam ‘dunia tanpa batas’; sementara di sisi lain, globalisasi justeru telah menguatkan semangat desentralisasi, penganekaragaman, pluralitas, tribalisme, sukuisme dan sektarianisme.
Situasi dilematis tersebut juga dihadapi oleh gerakan-gerakan ‘budaya lokal’ di Indonesia, khususnya dalam upaya revitalisasi budaya. Di satu pihak, semangat reformasi, otonomi, dan demokratisasi telah memunculkan berbagai sentimen lokal (kesukuan, keagamaan, ras, dan kedaerahan), yang bahkan pada titik yang ekstrim telah menyulut berbagai bentuk konflik dan kekerasan.Di pihak lain, kehidupan sehari-hari masyarakat lokal justru sangat dipengaruhi oleh pola-pola kehidupan masyarakat global dan budaya global. Pengaruh tersebut telah merubah cara hidup, gaya hidup bahkan pandangan hidup mereka, yang pada titik tertentu justru mengancam eksistensi warisan adat, kebiasaan, simbol, identitas dan nilai-nilai budaya lokal.
Dalam situasi dilematis tersebut, upaya-upaya bagi revitalisasi budaya-budaya lokal dalam konteks perkembangan budaya global, tampaknya harus didukung oleh pemikiran, filosofi, visi dan strategi budaya yang cerdas dan kreatif, sehingga globalisasi dapat dijadikan sebagai peluang bagi pengkayaan budaya lokal di dalam kancah budaya global, tanpa ha-rus meninggalkan nilai-nilai kunci budaya lokal itu sendiri.Menarik jika kita mencermati lebih dekat tentang apa yang terjadi antara pemerintahan kabupaten/kota dengan pemerintahan provinsi, dan pemerintahan terdepan, yaitu nagari. Hubungan pemerintahan itu seperti tidak lagi “mesra”. Masing-masing berjalan dengan niat dan strategi masing-masing daerah.
Para pengamat berpendapat, semua itu bermula dari krisis moralitas sebagai dampak dari krisis kepercayaan, saling pengaruh timbal balik terhadap krisis kepemimpinan hampir di semua sektor, terutama kepemimpinan politik. Dampak dari krisis kepemimpinan memberi pengaruh terhadap otoritas pemimpin, tokoh dan figur yang selama ini dipercayai sebagai pembawa amanat.
Krisis otoritas menjalar pada otoritas hakim, pengadilan dan kepolisian sebagai penegak keadilan, bahkan otoritas ninik mamak dan ulama. Kepastian hukum dan ketidakadilan, amat dirasakan oleh rakyat atas kebijakan hukum yang berlaku. Tingginya tingkat pengaduan masyarakat nagari ke pihak polisi untuk menyelesaikan berbagai perkara, membuktikan bahwa pemimpin informal di tengah kaum (masyarakat) sudah tidak dipercaya lagi. ***
Baca Selengkapnya..

Kepala Suku Asmat Papua masuk Islam



JATIBENING,HALUAN — Kepala Suku Besar Asmat, Sinentius Kayimter menjadi pemeluk agama Islam. Sinentius melaksanakan prosesi pengis¬laman di Masjid Darussalam, Komplek Tamansari Persada Raya, Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (19/2). Prosesi berlangsung haru dan khidmat. Acara dipandu Imam Masjid Istiqlal, Ustadz H. Ali Hanafiah.
Pembacaan dua kalimat sya¬hadat dilakukan percobaan se¬banyak dua kali. Setelah itu, pembacaan syahadat yang sakral tersebut barulah terucap dari mulut Sinentius. Sinentius pun diberikan nama Islam yaitu Umar Abdullah Kayimter. Pemberian nama dida¬sarkan atas rembukan para jamaah DKM Masjid Darussalam.
Kemudian pembacaan syahadat dilanjutkan dengan sang istri yang memiliki nama Islamnya Aisyah Chairunnisa Atem. Meskipun pembacaan agak tersendat karena kendala bahasa, namun Aisyah akhirnya disahkan menjadi seo¬rang Muslim.
Suasana haru pun semakin menjadi, ketika sang anak, Salim Abdullah Siwir, mencoba melafalkan dua kalimat syahadat. Air mata bocah berusia 12 tahun tersebut tak terbendung. Namun karena air mata harunya tak terhenti, maka pelafalan tersebut dibatalkan.
“Hal itu disebabkan Salim belum berusia baligh, sehingga belum ada kewajiban dari sang anak untuk melafalkan syahadat. Selain itu, dia masih di bawah asuhan kedua orang tua”, ujar Ustadz Ali.
Setelah pengucapan dua kalimat syahadat usai, acara dilanjutkan penandatanganan sertifikat ikrar masuk Islam. Acara ditutup dengan pemberian santunan mualaf dan tiga tiket umroh dari jamaah DKM Masjid Darussalam. (h/rep)
Baca Selengkapnya..

Pacu Jawi sekedar alek Nagari



Di sebuah sawah yang terletak di tepi jalan Padangpanjang-Batusangkar, tepatnya di Nagari Tabek, Kecamatan Pariangan, Tanahdatar, ratusan fotografer berbaris rapi dengan kamera siap membidik objeknya. Mereka menanti sapi (jawi, red) berlari ke arah mereka untuk diambil fotonya.

Sementara, di sawah yang di bawahnya, sapi (jawi, red) ditunggangi oleh joki dan berlari dari ujung sawah, ke arah fotografer yang membidik jawi yang lari bergandengan itu. Lumpur pun menyibak, joki bergantung di ekor jawi tersebut. Saat ada salah satu jawi yang larinya melambat, maka joki akan menggigit ekornya. Jawi kemudian akan berlari lebih kencang lagi.

Ketika jawi hampir sampai di sawah dimana para fotografer berdiri, maka fotogtrafer-fotografer itu akan berlari menghindari terjangan jawi. “Sangat seru dan memacu adrenalin. Saya suka suasana di sini dan acara ini,” ujar Randi, salah seorang fotografer asal Bukittinggi yang sengaja datang untuk mengambil gambar pacu jawi.

Ya, tanpa disadari, beberapa tahun belakangan pacu jawi seakan menjadi ikon bagi fotografer. Tidak hanya fotografer Sumbar dan Indonesia, fotografer dunia pun berdatangan untuk mengabadikan kegiatan yang diberi tajuk “Alek Nagari Tanahdatar Pacu Jawi,” ini.

Berbagai lomba fotografer tingkat dunia dimenangkan oleh karya yang mengangkat tema pacu jawi ini. Kemudian, diiringi dengan berlomba-lombanya komunitas fotografer di dunia menyelenggarakan lomba foto dengan tema pacu jawi. Dalam alek nagari yang diselenggarakan Sabtu (11/2) yang lalu itu, fotografer datang dari Jerman, Singapura, Malaysia, Jepang, dan negara lainnya.
Bahkan untuk tahun ini, karya para fotografer akan dipamerkan pada Pameran Photo Pacu Jawi dan Pesona Wisata Tanah Datar yang akan dilaksanakan di Gedung Bentara Budaya Kompas, Jalan Palmerah Selatan No17 Jakarta Pusat, 8-10 September 2012.

“Saya datang ke sini setelah melihat karya guru fotografer saya. Sebelumnya dia juga sudah pernah ke sini. Melihat karyanya, saya sungguh ingin datang ke sini (batusangkar, red),” ujar Pingki, salah seorang fotografer asal Singapura dengan bahasa Melayu bercampur Inggris.

Menurut Pingki, yang menarik dari foto pacu jawi adalah aksi joki dengan dua sapi yang bergelimang Lumpur di sawah. “Saya sangat suka aksinya. Sangat unik dan menarik. Saya pikir di dunia hanya ada perlombaan seperti ini (pacu jawi, red) hanya ada di sini. Pemandangan menuju ke sini juga indah, tidak ada di Singapura,” ujar Pingki, takjub.

Di bagian lain, di dekat jalan masuk untuk menuju areal persawahan, ada sebuah tanah kosong yang dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk berjualan. Ada yang berjualan nasi, kawa daun, sate, makanan ringan, serta permainan anak-anak. Menjelang pacu jawi dimulai, masyarakat yang berdatangan ke lokasi ini akan bersantai untuk menyantap hidangan khas kampung di sana.

Sementara, di sisi lainnya ada permainan rakyat seperti buayan kaliang yang berputar masih menggunakan tenaga manusia. Tempat itu menjadi favorit anak-anak. Bahkan, ketika pacu jawi sedang berlangsung, buayan kaliang terus berputar dan selalu berisi penuh oleh penumpang yang ingin menikmati sensasi dan memacu adrenalin di udara.

Memang, pada acara pacu jawi tidak sekadar jawi yang berpacu yang disuguhkan. Namun, kesenian tradisional lainnya juga dipertontonkan pada alek nagari itu. Dari anak-anak SD hingga kakek-kakek tak bergigi lagi memperagakan kebolehan mereka dalam berbagai atraksi yang menarik perhatian pengunjung.

Misalnya, ada yang bersilat, ada yang menarikan tari piring. Ada juga yang memainkan saluang, dan kesenian lainnya. Semuanya larut dalam suka cita, karena acara ini digelar setelah padi yang ditanam di sawah selesai di panen. Hal tersebut tentu saja menjadi hiburan tersendiri bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang hadir.

Namun, sangat disayangkan, mereka hanya seakan datang, mengambil foto, kemudian balik lagi ke penginapan mereka. Berdasarkan pengamatan Padang Ekspres mereka diantar oleh bus pariwisata. Menjelang pacu jawi dimulai mereka berjalan-jalan dan mencari posisi membidik yang pas.

Saat jam makan siang datang, mereka diberi makan oleh agen perjalanan yang membawa mereka ke sana. Makan wisatawan asing ini berupa nasi kotak yang telah disiapkan sebelumnya. Artinya, boleh dikatakan tidak ada kontribusi langsung mereka terhadap perekonomian di daerah itu.

“Kalau hanya datang dan pergi sama saja bohong. Saya lihat mereka hanya membeli minuman mineral atau minuman soda. Memang ada satu dua orang yang belanja atau membeli topi dari pedagang asongan. Sementara yang memenuhi kedai-kedai makanan di daerah ini hanya wisatawan lokal yang umumnya fotografer dari Sumbar,” ujar Ridwan, salah seorang warga Batusangkar yang mengajak istri dan anaknya untuk menonton pacu jawi ini.

Katanya, selain foto nyaris tidak ada apa-apa yang dibawa oleh wisatawan dari alek nagari pacu jawi. Padahal, dia menilai pada arena pacu jawi ini juga kita berkesempatan mempromosikan dan menjual produk lainnya yang menjadi ciri khas Tanahdatar. “Saya pikir tadinya akan ada orang yang berjualan souvenir khas Sumbar, atau kuliner khas Sumbar seperti rendang, keripik balado, dan lainnya. Saya heran, kenapa tidak ada inisiatif dari pemerintah untuk memanfaatkan ini untuk mendirikan stand promosi dan kuliner,” ujar pegawai BUMN ini.
Baca Selengkapnya..

Minggu, 19 Februari 2012

IPL Persijap Beri Semen Padang Kekalahan Pertama



Jepara - Rekor tak terkalahkan Semen Padang di Indonesian Premier League (IPL) musim ini akhirnya terpecahkan. Kabau Sirah menelan kekalahan pertamanya di kandang Persijap Jepara dengan skor 0-1.

Di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, Minggu (19/2/2012) malam WIB, Banaken Bassoken jadi pahlawan kemenangan Persijap. Bek asal Kamerun ini mencetak gol semata wayang Laskar Kalinyamat pada menit ke-52.

Ini adalah kekalahan pertama Semen Padang dalam sembilan pertandingan. Tim asuhan Nil Maizar ini pun masih tertahan di peringkat kedua klasemen dengan 16 angka. Persijap di posisi ke-11 dengan koleksi 8 poin.

Dalam laga lainnya, Persibo Bojonegoro bermain imbang 1-1 dengan tamunya, PSM Makassar. Persibo unggul dulu lewat gol Teguh Wahyu Saputro pada menit ke-61, tapi PSM membalas lewat Kwon Jun pada menit ke-75.

Hasil ini mengokohkan Persibo di puncak klasemen dengan koleksi 17 poin dari 9 partai. PSM bercokol di peringkat keenam dengan 10 poin dari 7 pertandingan.
Baca Selengkapnya..

Piala-Piala untuk Muluskan Jalan Liverpool di Liga



Liverpool - Langkah Liverpool di Liga Inggris musim ini tersendat-sendat. Mungkin dengan memenangi piala-piala itu bisa lebih memuluskan jalan mereka di Premiership.

Setidaknya begitu harapan Jose Enrique, bek asal Spanyol yang baru musim ini berseragam The Reds, setelah direkrut dari Newcastle United di musim panas lalu.

Sampai saat ini akan finis di mana Liverpool di liga masih "misterius". Mereka masih berada di peringkat ketujuh di klasemen, dan itu bahkan tidak terlalu dekat pula dengan batas bawah zona Liga Champions.

Di sisa musim, Steven Gerrard dkk masih punya dua kesempatan menjadi juara. Mereka akan bertanding di final Piala Liga Inggris melawan Cardiff City di Wembley di akhir bulan, dan mereka masih bertahan di Piala FA.

Hari Minggu (19/2/2012) ini anak-anak Merseyside akan menghadapi tim dari divisi bawah, Brighton, di putaran kelima. Jika menang, mereka akan lolos ke babak perempatfinal, dan itu berarti semakin dekat dengan final.

Memenangi sebuah trofi sudah cukup lama tidak dilakukan Liverpool. Kali terakhir mereka mencapainya adalah di tahun 2006, di level Piala FA. Celakanya, jika tidak satu pun dari piala itu dimenanginya di musim ini, ini akan menyamai musim tanpa gelar terpanjang mereka sejak 1973.

"Saya sudah senang karena kami masuk final (Piala Carling), dan saya belum pernah melakukan ini. Tentu saja, kalau kami bisa main di final yang lain (Piala FA), ini akan lebih dari sekadar mimpi," tutur Enrique dilansir AFP.

"Klub ini punya sejarah besar, tapi tidak cuma sejarah. Kami punya pemain-pemain bagus saat ini, mereka (para pemilik) mau mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli pemain-pemain bagus.

"Tim kami ini sudah sangat bagus kok. Tapi mereka ingin menjadikannya lebih baik, dan sebab itu saya datang ke sini."

Pemain 26 tahun itu mengakui bahwa misi terbesar Liverpool saat ini adalah lolos ke Liga Champions lagi musim depan. Itulah yang sedang dan terus diperjuangkan dirinya dan rekan-rekan kerjanya di Anfield.

"Saya ingat, saya dengar beberapa orang bilang bahwa Liga Champions tanpa Liverpool itu tidaklah sama. Liverpool harus ada di sana. Liverpool selalu di sana. Dalam beberapa tahun terakhir kami tidak masuk, dan kami harus mencoba ke sana lagi."

Untuk mencapai misi itu Liverpool perlu dirasuki setiap spirit positif apapun dari kemenangan, termasuk di Piala Carling dan Piala FA. Masalahnya, skuad Kenny Dalglish kerap tersandung saat melawan tim-tim medioker.

Mereka memang sudah mengalahkan Brighton di musim ini, menang 2-1 di Piala Liga di Amex Stadium di bulan September. Tapi musim lalu, di turnamen yang sama, mereka dikalahkan Northampton di kandang sendiri. Mereka juga disingkirkan Barnsley dan Reading di Piala FA 2008 dan 2010.

"Baguslah, kami akan main di Anfield (melawan Brighton). Tapi mereka punya tim dan mananjer yang bagus. Jadi kami harus berhati-hati. Kalau tidak mengerahkan 100 persen, kami bisa celaka," simpul Enrique, merujuk Brighton yang dilatih Gustavo Poyet itu.
Baca Selengkapnya..

Lumia 710 Harapan baru NOKIA



Jakarta - 'Tak kenal, maka tak sayang'. Pepatah ini layaknya tepat dialamatkan untuk Lumia 710. Banyak orang pasti masih asing atau bahkan sanksi dengan ponsel ber-OS Windows Phone 7.5 (Mango) ala Nokia ini. Padahal jika sudah mencicipinya, itu ibarat 'darah segar'.

Ya, menyegarkan! Itulah kesan pertama detikINET ketika mencoba Lumia 710. Menyasar pasar ponsel kelas menengah, spesifikasi Lumia 710 memang masih kalah tinggi ketimbang sang 'kakak', Lumia 800.

Meski begitu jangan salah, performanya dijamin tak kalah. Yuk, simak review singkat Lumia 710 berikut ini.

Nostalgia Casing

Masih ingat beberapa tahun lalu ketika ponsel Nokia mewabah dan diikuti tren gonta-ganti casing? Nah, fenomena ini tampaknya coba dibawa kembali di Lumia 710.

Perangkat ini memiliki dua pilihan warna untuk tampilan depan, hitam dan putih. Namun bagian belakangnya bisa diganti-ganti, selain hitam dan putih, ada pula biru, kuning, pink dan lainnya. Bahkan ada edisi khusus Angry Birds.

Alhasil, kondisi ini membuat Lumia 700 tampak lebih menarik dari segi penampilan. Perpaduan warna casing bisa dilakukan pengguna. Tak melulu dijejali desain kaku ala kebanyakan smartphone masa kini yang kerap tergantung dengan warna hitam.

Ponsel layar sentuh ini dilengkapi dengan tiga tombol di bagian depan, home untuk menuntun pengguna ke menu utama, back untuk kembali, serta search sebagai akses cepat ke fitur pencarian.

Adapun di bagian atas ditempati oleh tombol power, sejajar dengan port micro USB untuk charger baterai dan transfer data serta jack audio (handsfree). Sementara di sisi kanan terdapat pengatur volume dan kamera.

Bagian belakang sendiri diisi oleh kamera 5 megapixel auto fokus plus flash LED yang dibenamkan beserta speaker di bagian bawahnya. Secara umum tampilan Lumia 710 memang tidak revolusioner, namun terbilang cukup menarik untuk ponsel seharga Rp 2,9 jutaan.





Sebagai pengujian awal, detikINET tentu merasakan keampuhan layar sentuhnya. Terasa perpindahan tampilan dapat berjalan mulus pada ponsel dengan lebar layar 3.7 inch ini. Pancaran gambar yang dihasilkan pun tak mengecewakan dengan resolusi 480 x 800 pixel.

Hal ini ditambah dengan efek yang diberikan kala perpindahan dari satu menu ke menu lainnya yang ditampilkan tidak dengan cara kaku, begitu menarik.

Cita Rasa Windows

Hal yang menyegarkan lainnya dari Lumia 710 adalah dari tampilan antar muka perangkat ini yang menyajikan menu utama dalam bentuk kotak-kotak.

Bak sebuah etalase di era modern, kotak-kotak akses tersebut terus melakukan update dalam jangka waktu tertentu. Mulai dari akses jejaring sosial satu pintu ala People Hub, update dari market place, email, hingga kotak foto yang terus berganti bergaya slide show.

Dari ekosistem yang disajikan, pengguna pun seakan 'dipaksa' untuk menggunakan layanan Microsoft lewat ponsel. Seperti browser menggunakan Internet Explorer mobile, mesin pencari memanfaatkan Bing, diminta mendaftarkan Windows Live, dan disinergikan dengan Xbox Live.





Cita rasa Windows ini semakin ditegaskan dengan kehadiran Microsoft Office versi mobile yang menghadirkan Word, Excel, dan Power Point yang tentunya sudah familiar. Ditambah dengan akses integrasi ke Office 365, SkyDrive, dan Share Point.

Semua itu tentu sah-sah saja, mengingat 'perkawinan' antara Nokia dan Microsoft dalam melahirkan ponsel Lumia.

Akses Satu Pintu Jejaring Sosial

Seperti yang sempat disinggung di atas, perangkat Windows Phone Nokia memiliki fitur People Hub sebagai akses satu pintu untuk layanan jejaring sosial.

Di fitur ini, pengguna bisa memasukkan mulai dari Facebook, Twitter, hingga LinkedIn. Sehingga nantinya, lewat jendela People Hub ini, pengguna bisa 'bermain' seluruh jejaring sosial yang diikutinya sekaligus.





Fitur lainnya yang juga menarik adalah Nokia Drive. Ini merupakan aplikasi GPS yang dikemas dalam gambar tiga dimensi.

Nokia Drive juga dapat menjadi asisten pribadi kala pengguna ingin mencapai suatu tujuan dengan memberikan jalan yang harus dituju. Ia juga dilengkapi dengan tampilan landmark dan mengukur jarak yang harus ditempuh.

Performa

Secara keseluruhan performa Lumia 710 bisa dibilang cukup memuaskan. Aplikasi yang dijalankan berjalan mulus tanpa ngelag. Hal itu mahfum saja, sebab dapur pacu perangkat ini digeber dengan CPU 1.4 GHz processor, Qualcomm MSM8255 chipset, dan 3D Graphics HW Accelerator.

Begitu pula ketika diajak untuk browsing, ponsel yang menggunakan micro SIM card ini sudah dibekali dengan fitur rendering konten yang mau didownload. Sehingga di atas kertas dapat lebih cepat membuka halaman internet yang dituju.

Namun tetap saja, urusan internetan dan fasilitas yang terkait online lainnya sangat bergantung dari seberapa tangguh jaringan data yang dimiliki operator Anda.

Nilai minor datang dari sisi kamera 5 megapixel yang ditanamkan. Kualitasnya terbilang tidak terlalu istimewa, meski sudah dibekali dengan LED flash, Geo-tagging, face detection, serta video 720p 30fps.





Begitu pula dari sisi baterainya. Ketika Lumia 710 cukup lama dimainkan, baterai Li-Ion 1300 mAh (BP-3L) yang dibenamkan begitu terasa hawa hangatnya di sisi belakang ponsel. Sementara dari sektor ketahanan, juga tak membawa perubahan berarti.

Kesimpulan:

Secara keseluruhan, Lumia 710 patut dilirik lantaran memberikan sebuah pilihan segar di tengah pasar ponsel yang sengit. Kesegaran yang diberikan mulai dari tampilan, performa, dan pilihan OS WIndows Phone itu sendiri. Tinggal menunggu untuk lebih ramai lagi Windows Phone market-nya. Sebab kini, pilihan di pasar aplikasi tersebut masih terbatas. Baru tersedia sekitar 55 ribuan aplikasi.

Kelebihan:
-. Model menarik dan memberikan pilihan baru dengan OS Windows Phone.
-. Harga tak terlalu tinggi, tapi performa mumpuni.
-. Fitur bawaan seperti Popular Hub dan Nokia Drive asyik dimainkan.

Kekurangan:
-. Baterai cepat panas.
-. Kamera standar
-. Pasar aplikasi masih belum terlalu banyak.






Spesifikasi Nokia Lumia 710

O.S. Microsoft Windows Phone 7.5 Mango
CPU 1.4 GHz processor, Qualcomm MSM8255 chipset, 3D Graphics HW Accelerator
Browser WAP 2.0/xHTML, HTML5, RSS feeds
Kamera 5 MP, LED flash, Geo-tagging, face detection Video 720p@30fps
Radio Stereo FM radio with RDS
MicroSIM card support only
Nokia ClearBlack display
Multi-touch input method
Accelerometer sensor for UI auto-rotate
Memory Internal 8 GB storage
512 MB RAM
Dimensi 119 x 62.4 x 12.5 mm
Berat 125.5 gram
Layar 480 x 800 pixels, 3.7 inches
3G HSDPA 14.4 Mbps, HSUPA 5.76 Mbps
Wifi Wi-Fi 802.11 b/g/n
Bluetooth Yes, v2.1 with A2DP, EDR
USB Yes, microUSB v2.0
Baterai Tipe Standard battery, Li-Ion 1300 mAh (BP-3L)
Baca Selengkapnya..

2012, Telkomsel Ingin Bangun 100 Broadband City


Jakarta - Memasuki tahun 2012, jajaran manajemen operator seluler terbesar di Indonesia, Telkomsel telah mengambil ancang-ancang untuk meningkatkan layanan data bagi pelanggannya yang kini telah mencapai lebih dari 107 juta.

Rencana ini berawal pada tahun 2010 dengan membangun 25 broadband city, kemudian ditingkatkan menjadi 45 broadband city pada 2011, dan tahun 2012 ini menargetkan 100 broadband city di seluruh Indonesia.

Jika rencana ini terealisasi, maka pelanggan Telkomsel diklaim akan berselancar, mengunduh maupun mengunggah data di internet dengan lebih lancar.

"Manajemen puncak Telkomsel telah menyadari bahwa pasar seluler di Indonesia sudah mencapai tahap maturity dengan total pelanggan selular di Tanah Air mencapai 250 juta," papar Ricardo Indra, Head of Corporate Communications Division Telkomsel.

"Karena itulah kami terus mengembangkan layanan data dan VAS (value added service) yang sejalan dengan kebutuhan masyarakat saat ini," imbuhnya, dalam keterangan tertulis, Minggu (19/2/2012).

Telkomsel sendiri mengaku berfokus pada peningkatan pengalaman pelanggan dalam menggunakan layanan komunikasi seluler di luar layanan dasar suara dan teks. Terlebih, broadband kini telah bergeser menjadi basic service bagi pelanggan.

"Pemegang saham secara berkelanjutan mengukur serta memonitor kinerja perusahaan. Oleh karenanya, Telkomsel menerapkan proses bisnis terbaik untuk menciptakan nilai tambah bagi masyarakat," lanjut Ricardo.

Pada kesempatan lain, dalam pemaparan Outlook Telekomunikasi 2011, Kamilov Sagala dari Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) berpendapat bahwa industri telekomunikasi selular Indonesia sejak 2011 akan memasuki fase kritis karena penetrasi pengguna secara total sudah melebihi populasi.
Baca Selengkapnya..

Sabtu, 18 Februari 2012

Piala FA Chelsea Ditahan Birmingham 1-1



London - Chelsea tak mampu mengalahkan Birmingham City di babak kelima Piala FA. The Blues ditahan imbang 1-1 dan harus menjalani laga ulangan di kandang Birmingham.

Bertanding di Stamford Bridge, Sabtu (18/2/2012) malam WIB, tim tamu lebih dulu unggul pada babak pertama. Gol dicetak oleh David Murphy.

Chelsea sempat mendapatkan hadiah penalti di paruh pertama. Tapi, Juan Mata tak bisa memaksimalkannya karena eksekusinya gagal.

Daniel Sturridge akhirnya tampil sebagai penyelamat Chelsea. Golnya di babak kedua membuat skor sama kuat 1-1.

Hasil ini membuat kedua tim harus harus bertanding lagi untuk menentukan siapa yang berhak lolos ke babak berikutnya. Laga ulangan akan digelar di St.Andrews, kandang Birmingham.

Jalannya pertandingan

Tim tamu membuka skor pada menit ke-20. Diawali sebuah sepak pojok, Murphy mampu menjebol gawang Petr Cech lewat tendangan voli kaki kirinya.

Berselang dua menit, Chelsea punya peluang emas untuk menyamakan skor setelah mereka mendapat hadiah penalti. Penalti ini diberikan setelah Ramires dilanggar Wade Elliott di area terlarang.

Namun, Mata yang maju sebagai eksekutor gagal menuntaskan tugasnya. Sepakannya mampu dimentahkan oleh kiper Colin Doyle.

David Luiz nyaris menjebol gawang Birmingham pada menit ke-34. Tapi, tendangan bebasnya masih bisa ditepis Doyle sambil terbang.

Enam menit kemudian, sebuah upaya Sturridge sempat membahayakan gawang tim tamu. Namun, tendangan volinya dari luar kotak penalti masih tipis di atas mistar.

Di akhir babak pertama, Doyle kembali mengamankan gawangnya. Dia menangkap sundulan terarah yang dilepaskan Mata.

Hingga babak pertama usai, Chelsea masih tertinggal 0-1.

Di babak kedua, Chelsea terus berusaha mencari gol penyama. Tembakan Mata pada menit ke-60 belum membuahkan hasil karena arah bola masih melebar.

Berselang dua menit, kerja keras Chelsea berbuah manis. Mereka bisa menyamakan kedudukan setelah crossing Branislav Ivanovic ditanduk dengan sempurna oleh Sturridge ke gawang tim tamu.

Raul Meireles mendapatkan peluang pada menit ke-73 lewat tembakan kerasnya. Namun, bola mengenai kaki lawan sebelum akhirnya melayang di atas mistar.

Birmingham bukannya tanpa peluang. Sebuah tendangan bebas Jordan Mutch melaju deras ke gawang Chelsea sebelum dibendung oleh Cech.

Tiga menit jelang berakhirnya waktu normal, Nathan Redmond juga mengancam gawang Cech. Tapi, tembakannya terlalu lemah.

Hingga peluit panjang berbunyi, skor masih tetap sama kuat 1-1.

Susunan pemain:
Chelsea: Cech, Ivanovic, Luiz, Cahil, Bertrand, Ramires, Mikel (Kalou 57'), Meireles, Sturridge, Torres (Droga 46'), Mata (Lampard 82')

Birmingham: Doyle, Carr (Spector 12'), Davies, Ibanez, Murphy, Redmond, Mutch, Fahey, Gomis, Elliott (Burke 83'), Rooney (Jervis 72')
Baca Selengkapnya..

Jumat, 17 Februari 2012

Putra Batusangkar Jadi Dirjen Dukcapil Kemendagri


JAKARTA,HALUAN —- Satu lagi putra terbaik asal Sumatera Barat masuk ke jajaran pejabat penting di pemerintahan pusat. Kali ini, Ir. H. Irman MSi, putra asal Batusangkar, Sumatera Barat itu, kemarin dilantik Mendagri Gamawan Fauzi sebagai Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri.
Irman dilantik bersama sejum¬lah pejabat eselon 1,2 dan 3 di lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Sebelum berkarir di kantor kementrian dalam negeri, Irman pernah menjadi Asisten III Peme¬rintah Provinsi Sumatra Selatan pada saat Gubernur Sumatra Selatan dijabat Rosihan Arsyad.
Alumni Pertanian Universitas Andalas (Unand) Padang, kelahiran 1956 ini lebih banyak meniti karirnya di Sumatra Selatan. Diawali dari Kepala Dinas Perta¬nian dan Kepala Bappeda Kabu¬paten Lahat. Kemudian, sebelum menjabat Asisten, Irman menjadi Kepala Biro Perlengkapan.
Ketika menduduki jabatan-ja¬batan di Sumatera Selatan, Irman ma¬sih sempat menye¬lesaikan pen¬didikan S2 jurusan ekonomi di Uni¬versitas Sriwijaya Palembang. Pada tahun 2004 Irman pindah tugas ke Kementrian Dalam Negeri dengan ja¬batan awal sebagai salah satu Di¬rektur di Kementrian Dalam Negeri.
Kepada Haluan kemarin, Irman secara khusus mengatakan salah satu tugas utamanya sebagai Dirjen Dukcapil adalah bagaimana mengawal agar target program e-KTP ini bisa tercapai sebagaimana mestinya, yakni 172 juta sampai akhir tahun 2012.
Saat ini, kata Irman, sudah ada 45 juta penduduk dari 2.432 kecamatan menggunakan e-KTP. Ia berharap targetnya dapat terca¬pai. ‘’Saya mohon dukungan dari segala pihak,’’ kata Irman.
Irman juga berjanji akan mene¬ruskan agenda yang sudah dipro¬gramkan bersama konsorsium agar dapat tercapai dengan baik. Ketika ditanya apakah yakin target itu bisa dicapai, secara tegas Irman mengata¬kan sangat yakin. ‘’Kalau tidak yakin tidak mungkin kita kerjakan,’’ kata Irman.
Dalam kaitan pencapaian target itu juga, maka pada tanggal 19-22 Februari mendatang akan dilaksanakan Rakernas Kependu¬dukan yang akan dihadiri oleh seluruh bupati, walikota, ketua DPRD dan kepala dinas kependu¬dukan se Indonesia. Rakernas itu, rencananya akan dibuka oleh Mendagri Gamawan Fauzi.
Salah satu agenda rakernas, kata Irman, adalah melakukan evalusasi terhadap pelaksanaan program e KTP, kemudian menyu¬sun rencana strategis dan langkah langkah efektif untuk tercapainya target program e KTP tersebut.
Kementerian dalam negeri tampaknya benar benar tegas dan focus dalam semua program yang akan dilakukan supaya tercapai dengan baik, tanpa ada persoalan di kemudian hari. Karena itu, sebelum acara pelantikan ditanda¬tangani pakta integritas dan pene¬tapan kinerja eselon 1. Pakta inte¬gritas adalah merupakan instrument kebijakan yang dituju¬kan untuk menegakkan etika pemerintahan dalam pelaksanaan tu¬gas, terma¬suk dalam mencegah ter-jadinya korupsi, kolusi dan nepotisme.
‘’Oleh karena itu setiap pejabat struktural wajib menandatangani pakta integritas sebagai bentuk janji untuk menghindarkan diri dari¬penyalahgunaan wewenang,’’ kata Mendagri Gamawan Fauzi.
Dalam sambutannya, Mendagri Gamawan Fawzi mengharapkan agar para pejabat yang baru dilantik senantiasa melakukan upaya peningkatan kinerja pribadi maupun kinerja unit kerja, agar terwujud peningkatan kinerja Kemdagri. (h/des)
Baca Selengkapnya..

Siswa Kunjungi Panti Asuhan


Batusangkar, Padek—Sebanyak 212 siswa dan 15 guru SMAN 3 Batusangkar lakukan empati terhadap lingkungan sosialnya dalam bentuk kunjungan ke panti Asuhan Ade Irma Suryani Batusangkar. Kunjungan ke panti asuhan itu dipimpin langsung Kepala SMA 3 Batusangkar Rosfairil dan disambut langsung oleh Pimpinan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Imran SH dan anak anak yang tinggal dipanti asuhan tersebut.

Dalam kunjungan itu, keluarga besar SMAN 3 serahkan bingkisan untuk anak panti asuhan bingkisan kado. Bingkisan yang diberikan berupa baju, jilbab, sepatu, tas dan alat-alat tulis merupakan sumbangan spontan dari siswa SMAN 3 Batusangkar yang sebelumnya dikumpulkan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di sekolahnya.

Kepala Sekolah SMAN 3 Rospairil dalam sambutannya mengatakan kunjungan ke Panti asuhan tersebut intinya sebagai bentuk kepedulian siswa terhadap lingkungannya dan juga dalam rangka melaksanakan program kerja OSIS SMA Negeri 3 Batusangkar Periode 2011 / 2012 dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal 1433 H. Kunjungan siswa ke Panti Asuhan Ade Irma Suryani.

Ini juga sesuai dengan satu misi SMAN 3 menumbuhkembangkan kepedulian siswa terhadap sesama. Serta menumbuhkan rasa simpati dan empati siswa terhadap lingkungan sosialnya. Sehingga siswa memiliki kecerdasan yang berimbang antara akademik, sosial dan agama. (mal)
Baca Selengkapnya..

Kamis, 16 Februari 2012

250 Bibit Pohon untuk Istano



Batusangkar, Padek—Ketua Bhayangkari Sumbar, Ny Elok Wahyu Indra Pramugari bersama anggota Bhayangkari Tanahdatar melakukan penanaman pohon di depan Istano Basa Pagaruyung, kemarin. 250 bibit limau tujuh ragam ditanam, dipimpin Ny Elok didampingi Ketua Bhayangkari Tanahdatar, Ny Teguh Tri Sasangko bersama anggota Polres.

Turut hadir, Ketua Tim Penggerak PKK Tanahdatar, Ny Betty Shadiq dan Ketua Dharmawanita Persatuan, Ny Muzwar. Selain itu, hadir Asisten I Setkab Tanahdatar, Hardiman dan Ketua DPRD, Zuldavri Darma.

Ny Elok Wahyu menyebutkan, aksi penanaman pohon ini bertujuan untuk penataan dan pengembangan Istano Basa Pagaruyung agar makin indah dan berseri dengan lingkungan yang bersih,

Dalam kesempatan itu, Elok mengimbau masyarakat serta seluruh anggota Persit dan Polres Tanahdatar untuk membudayakan mencintai tanaman dengan menanam pohon. “Kita harus bersyukur kepada Allah yang telah memberikan oksigen gratis buat kita semua. Tinggal kini, bagaimana kita menjaganya,” ujarnya. (mal)
Baca Selengkapnya..