Senin, 11 Maret 2013

Jorong bukik tamosu terancam terisolasi

TANAH DATAR — Sekitar 200 kepala keluarga di Jorong Bukiktamasu, Nagari Balimbiang, Kecamatan Rambatan, terancam terisolasi. Pasalnya, jembatan satu-satunya yang menjadi akses mereka ke luar kini terancam ambruk. TERGELINCIR “Jembatan ini seingat saya dibangun pada penghujung tahun 1950-an. Sudah tua sekali. Konstruksinya pun belum menggunakan teknologi bangunan modern. Kini pangkalnya sudah terban. Kalau tetap dibiarkan, dikhawatirkan jembatan ini akan ambruk,” terang Firdaus Surdi, 53, seorang warga yang tinggal tidak jauh dari kawasan itu, kepada Singgalang, kemarin. Dikatakan, akibat gerusan air dan lantaran sudah berusia tua, pangkal jembatan itu pun terban, Kamis (7/2). Sebuah minibus yang sedang melintas nyaris terjerembab dan terperangkap di pangkal jembatan itu. Sejak saat itu, kendaraan roda empat tak bisa lagi sampai ke ujung Jorong Bukiktamasu. Menurut Firdaus, jembatan itu merupakan akses utama masyarakat Jorong Bukik Tamasu menuju Pasar Balimbiang, Rambatan maupun Batusangkar. Selain kepentingan perekonomian, jembatan yang melintas di atas Sungai Batang Pudiang di kampung bernama Batukambiang tersebut, juga merupakan akses utama anak-anak warga ke sekolah. “Kami berharap, Pemkab Tanah Datar berkenan memperbaikinya sesegera mungkin. Pasalnya, sejak ditimbun oleh instansi terkait dengan tanah, pangkal jembatan itu malah jadi semakin berbahaya untuk dilewati kendaraan roda dua. Jalan jadi licin, beberapa pengendara kerap tergelincir dan rebah di situ,” ucapnya. Walinagari Nagari Balimbiang, Sy. Dt. Peto Sutan, mengaku, ambruknya pangkal jembatan itu telah dilaporkan kepada Bupati Tanah Datar segera setelah terjadinya musibah. Laporan itu pun telah ditindaklanjuti oleh instansi terkait dengan menimbun pangkal jembatan yang terban menggunakan tanah timbunan. “Saya sudah laporkan. Laporan itu telah ditindaklanjuti. Tapi lantaran curah hujan cukup tinggi akhir-akhir ini, kondisinya malah berubah jadi licin dan rawan untuk dilewati. Sementara masyarakat terpaksa melaluinya karena sarana vital perekonomian, pendidikan dan akses masyarakat satu-satunya. Banyak juga masyarakat yang terjatuh ketika melewatinya,” ujar dia. Saat ini, jalan kabupaten yang membelah Bukiktamasu kondisinya mulai memprihatinkan. Di samping jembatan yang terban itu, badan jalan pun sudah banyak yang berlobang. Warga berharap, perbaikan jembatan dan jalan dapat disejalankan. Bila itu tak dilakukan, dikhawatirkan justru akan berpengaruh pula terhadap pembangunan akses masyarakat ke Kabupaten Solok yang kini pengerjaan jembatannya sedang berlangsung. Pemprov Sumbar sedang membangun jembatan yang melintasi Batang Ombilin guna menghubungkan Nagari Bukik Kanduang, Kabupaten Solok, dengan Bukik Tamasu di Nagari Balimbiang. “Bila jembatan itu tahun depan sudah selesai, maka jalan raya Bukiktamasu ini jadi semakin penting artinya, karena menghubungkan dua kabupaten bertetangga. Nah, apa jadinya kalau jembatan tua di Batu Kambiang ini tak segera diperbaiki,” ujar walinagari bernada tanya. Kehadiran jembatan yang tengah dibangun itu, selain bisa memperlancar akses kegiatan ekonomi masyarakat Nagari Balimbiang, juga akan memperlancar akses masyarakat di daerah tetangga ke sentra perdagangan di pasar Balimbiang. Jalan dan jembatan itu, tambahnya, juga bisa menjadi jalan alternatif, karena dapat memperpendek jarak Solok-Batusangkar hingga 15 kilometer dibanding dengan melewati ombilin.(211)

Baca Selengkapnya..

Anak Randai Tanah Datar Tampil Di Malaysia

TANAH DATAR – Kesenian tradisional Minangkabau, kini kian diminati di mancanegara, salah satunya randai. Pemkab Tanah Datar bertekad, randai harus tetap dikembangkan sehingga menjadi suguhan budaya yang mempesona. Demikian diutarakan Wakil Bupati Hendri Arnis, saat melepas keberangkatan grup randai Intan Korong, asal Jorong Subang Anak, Batipuah Baruah, Kamis (7/3), menuju Malaysia. Kelompok ini akan manggung di negeri jiran agtas undangan salah seorang perantau di Malaysia, H. Zulfahmi Dt. Sinaro Panduko. “Saya sangat memberi apresiasi positif atas keuletan masyarakat Batipuah Baruah dalam melestarikan dan mengembangan seni budaya tradisional, termasuk randai. Ini merupakan kekayaan budaya yang tak terhingga nilainya. Ke depan, seni tradisional randai diharap juga dapat memberi kontribusi bagfi pengembangan sektor pariwisata,” ujarnya. Kelompok randai yang dipimpin Dagtuak Angkayo itu, diminta wabup untuk dapat menyuguhkan kreasi terbaik, sehingga sebagai duta Tanah Datar, diharap bisa menjaga nama baik daerah. Wabup juga membantu rombongan dalam bentuk uang tunai, sebagai tambahan perbekalan selama melakukan lawatan di Malaysia. Pada kegiatan itu, hadir Camat Batipuh Osman bin Nur, Walinagari Batipuah Baruah Khairul Anwar, Kabag Humas Desrizal dan masyarakat setempat. (211)

Baca Selengkapnya..