Kamis, 29 Desember 2011

Bantuan Pendidikan Keluarga Miskin Tanah Datar Ditanggung BAZ



BATUSANGKAR, HALUAN — Kerisauan akan kelangsungan kelanjutan program bantuan sosial untuk pendidikan keluarga miskin (KK) di Tanah Datar akibat akan diberlakukannya Kepmendagri Nomor 32 tahun 2011 mulai tahun depan, diharapkan dapat dijawab dengan program BAZ Tanah Datar.
Program pemberian bantuan sosial untuk kelajutan pendidikan keluarga miskin oleh Pemkab Tanah Datar sejak tahun 2006 telah membawa pengaruh besar ter¬hadap perkembangan pandangan masyarakat, sehingga mereka menyekolahkan anaknya secara sungguh-sungguh, meski tidak mungkin dalam pembiayaan.
Keterbatasan biaya tidak akan menjadi kendala untuk melan¬jutkan pendidikan ke perguruan tinggi, karena pemerintah Tanah Datar menyediakan bantuan.
Selama ini, untuk mening¬katkan SDM di Tanah Datar, Pemkab Tanah Datar telah mem¬programkan bantuan pendidikan bagi keluarga miskin yang me¬miliki kemampuan untuk me¬lanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Dana bantuan sosial itu berasal dari APBD. Bantuan pendidikan dengan amat mudah realisasi dan pelaksanaannya, tanpa ada ma¬salah.
Permendagri Nomor 32 tahun 2011 yang akan diberlakukan pada tahun 2012 telah mengatur tata cara pemberian bantuan kepada penerima APBD. Dana hibah dan bantuan sosial tidak mungkin diberikan semudah tata cara pendistribusian bantuan sebagaimana selama ini. Bahkan pemberian bantuan hibah maupun bantuan sosial tidak dapat dibe¬rikan setiap tahun berturut-turut.
Terkait aturan itu, Bupati Tanah Datar M Shadiq Pasadigoe, yang merisaukan terputusnya program bantuan itu, tetap mem¬beri dorongan dan motivasi yang tinggi bagi masyarakat untuk giat bersekolah.
Diharapkan, pengumpulan dan pendistribusian zakat melalui BAZ akan menjadi solusi persoalan tersebut. Hal itu disampaikan bupati pada acara pembahasan rencana anggaran pengumpulan dan pendistribusian zakat melalui BAZ, Senin (26/12), di Gedung PKK.
Dengan demikian, perma¬salahan ini diharapkan akan dapat di tangani oleh BAZ Tanah Datar, sehingga program yang bermanfaat bagi peningkatan SDM masyarakt ini terus berlanjut.
BAZ Tanah Datar pada tahun 2012 menargetkan dapat mengum¬pulkan dan mendistribusikan zakat sebesar Rp6 miliar dengan prog¬ram Tanah Datar Makmur, Tanah Datar Sejahtera, Tanah Datar Cerdas, Tanah Datar Peduli, Tanah Datar Takwa dan Tambahan Ope¬rasional.
Ketua BAZ Tanah Datar Em¬rizal Dt Hyang Basa pada acara yang dihadiri Ketua MUI Syukri Iska, Kabag Kesra Yuhardi dan
Pengurus BAZ Kecamatan se Tanah Datar menyatakan duku¬ngannya terhadap upaya peme¬rintah Tanah Datar dalam mem¬bantu keluarga miskin untuk ke¬lanjutan pendidikannya, meng¬ingat program ini sangat penting dan menyangkut kemaslahatan umat.
“Apa yang menjadi kerisauan bupati itu tentu juga menjadi kerisauan kita semua,” ungkap Emrizal. (jn)
Baca Selengkapnya..

Rabu, 28 Desember 2011

Proyek PNPM Diresmikan



Batusangkar, Padek—Keberhasilan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) tak bisa dipungkiri. Buktinya pembangunan jalan usaha tani berhasil di sebagian besar daerah. Salah satunya jalan usaha tani yang dikerjakan oleh Kelompok Tani (Poktan) Balerong Jorong Balai Batu Nagari Limo Kaum Kecamatan Lima Kaum.

Hal itu diungkapkan Bupati Tanahdatar M Shadiq Pasadigoe saat meresmikan pembangunan jalan tani yang dikerjakan oleh Kelompok Tani Jorong Batu Nagari Lima kaum dan Peresmian itu juga dihadiri oleh Penanggung Jawab Operasional PNPM MP Provinsi Sumatera Barat Zakirwan Chan, Kepala Badan Taskim dan PPMKB dan Camat Lima kaum Hernita S Sos.

Jika tidak ada dana PNPM, ia yakin sulit untuk mempercepat akses pembangunan termasuk jalan ke daerah pertanian. Apalagi semua kegiatan proyek PNPM itu direncanakan dikerjakan dan diawasi mereka. “Hasilnya telah bisa kita lihat dengan pembangunan jalan tersebut dan tidak itu saja akses jalan pertanian selebar 1,5 meter bisa membuka dan membawa hasil pertanian dan tanaman Hortikultura,” ujar Shadiq.

Penanggung Jawab PNPM MP Provinsi Sumatera Barat Zukirwan Chan mengharapkan dengan dibukanya akses jalan bisa meningkatkan kesejahteraan petani. “Ikut pula meringankan ongkos angkut hasil pertanian khususnya padi dari areal sawah ke rumah,” ujar Zukirwan. (jn)
Baca Selengkapnya..

Selasa, 27 Desember 2011

Tingkatkan Kepedulian Hemat Energi dan Air



Dalam rangka menciptakan kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan energi dan air, STAIN Batusangkar bekerja sama Resimen Mahasiswa (Menwa) Maharuyung Sumatera Barat menggelar seminar dengan tema “Upaya pemanfaatan energi secara arif sebagai basis pertahanan negara” di aula STAIN Batusangkar, Kamis (22/12). Seminar ini semacam bentuk sosialisasi hemar energi dan air yang disponsori Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) RI.

Pembantu Ketua III STAIN Batusangkar, DR Rizal, M.Ag mengaku kampusnya seperti mendapat durian runtuh. “Sungguh sebuah kehormatan menjadi tuan rumah dalam sosialisasi ini. Ke depan kami siap jika dilibatkan dalam acara berikutnya yang digelar Resimen Mahasiswa Maharuyung,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif LSM Format, Achmad Zulkarnain sebagai pemateri menyampaikan, air sebagai sumber utama kehidupan, sudah seharusnya digunakan secara hemat, efektif dan efisien. Permasalahan polusi air, pemborosan air, banjir, serta tidak terjaganya kebersihan air sudah selayaknya menjadi perhatian pemerintah, jajaran sampai rakyat kebanyakan.

Jika itu tidak dilakukan saat ini, bukan hal yang tidak mungkin lagi negara ini akan mengalami krisis air besar-besaran.
Batusangkar dipilih menjadi tuan rumah, berhubung Batusangkar dan Sumbar secara umum merupakan wilayah penyangga. Selain itu, banyaknya sawah juga merupakan masalah lain dalam penanggulangan pemborosan air saat ini.
Sawah kini telah banyak berubah fungsi menjadi area perumahan, yang berakibat kurangnya daerah resapan air. Tanpa disadari, hal ini akan menimbulkan multiplier effect yang luar biasa. Di samping itu, kebiasaan boros secara tidak langsung akan berefek kepada pemborosan listrik juga. Dengan kata lain, hemat air berarti hemat listrik.

Achmad berharap seluruh lapisan masyarakat mulai menumbuhkan kepedulian yang sama dalam menjaga dan melestarikan kualitas air.
“Caranya tentu harus dimulai dari keluarga. Selanjutnya melakukan konservasi dan menggunakan air sehemat dan efesien mungkin,” ungkap Achmad kepada sejumlah peserta seminar.

Ajakan untuk memikirkan masalah energi juga dilontarkan pembicara kedua, Rahmad Khairil Chaniago (Koordinator BBM Watch). Ia mengungkapkan, tidak banyak orang yang sampai berfikir, suatu saat negara ini kekurangan energi.

“30 tahun mendatang kita akan benar-benar devfsit, terutama soal BBM. Kita sebagai generasi penerus bangsa, sudah selayaknya melakukan penanggulangan. Dimulai dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat, mengubah kebiasaan boros dan mengupayakan menggunakan energi sehemat, efektif dan efisien mungkin,” tegasnya.

Ia juga menambahkan untuk menghemat energi dari lingkungan terkecil. Peran orang Minang sebagai bangsa pelopor seharusnya tidak pernah punah. Ia berharap kepada mahasiswa untuk bisa memahami kondisi tersebut dan menjadi pelopor swasembada energi nasional.

Ahmad Zulkanain menambahkan, tingkat pemahaman dari masyarakat kurang. Ia juga mengharapkan jika pemahaman tentang hal ini harus masuk kurikulum sekolah. “Timbulkan kesadaran masyarakat,” tuturnya. (Idealita/Lira Erwinda, Havis Rahmat Saputra, Annisa Rahma Dewi, Afri Hamdi),
Baca Selengkapnya..

Minggu, 25 Desember 2011

Perantau Bantu Korban Tornado



Batusangkar, Padek—Perantau Nagari Rao-rao dari Jakarta, Jawa Timur dan dari Kepulauan Riau berikan bantuan sebesar Rp 61 juta untuk membantu warganya yang ditimpa angin puting beliung di Nagari Rao-Rao Kecamatan Sungaitarab.

Bantuan untuk korban diserahkan perantau pada waktu kegiatan membicarakan pembangunan revitalisasi Pembangunan masjid Rao-rao. Revitalisasi menelan biaya Rp 1 miliar.

“Bersamaan kepulangan perantau, muncul musibah. Jadi, dana dialihkan untuk membantu korban bencana,” ujar Dt Sinaro Sati, wali nagari Rao-rao.
Sementara itu Kepala Kantor BPPD Tanahdatar Altri Suandi menyebutkan, sampai saat ini jumlah kerugian mencapi Rp 144.461.000. (jn)
Baca Selengkapnya..

Masjid dan Mushala Terima Bantuan Gempa



Batusangkar, Padek—Sebanyak delapan unit masjid dan 14 surau terima bantuan gempa 2007 dan 2009. Nilainya Rp 150 juta. Berasal dari dana aspirasi tiga orang anggota DPRD Sumatera Barat, Syukriadi Syukur, Arkandius Dt Intan Bano dan Irdinansyah Tarmizi.

Masjid yang menerima bantuan Rp 10 juta terdiri dari Masjid Al-Almi Balai Gadang X Koto, Masjid Muhammadiyah Batusangkar, Masjid Nurul Ala Talang Tangah, Darul Fallah Pasie Laweh, Masjid Muslim Koto Baru Kecamatan Sungaitarab, Masjid Ihsan dan Baburrahim Batu Basa Pariangan serta Masjid Baiturrahim Andaleh Baruh Bukik Kecamatan Sungayang. Surau dan mushala masing-masing Rp 5 juta.
Mushala Nurul Yakin, Mushala Perjuangan, Surau Kaum Dt Bantai Rajo Balai Satu Paninjauan Kecamatan X Koto, Mushala An-Nur Koto Gadang Pangian Lintau Buo, Mushalla Ar-Furqan Sungaitarab, Mushala Hidayah Pincuran Balik Kubu Kerambil Batipuh, Surau Bendang Situmbuk, Surau Nurul Yakin Piliang Sumanik, Surau Nurul Huda Tabek Patah, Surau Baru Tigo Ninik Situmbuk, Surau Bendang Bodi Situmbuk, dan Surau Nurul Huda Lawang Mandahiling kecamatan Salimpaung, Surau Kasak Tagak Gunuang Tanjung Alam Kecamatan Tanjung Baru dan Mushala Mualimin Tanjung Bonai Lintau Buo Utara menerima bantuan itu.

Bantuan diserahkan di Gedung Indo Jolito Batusangkar. Bupati Tanahdatar M.Shadiq Pasadigoe dan kepala SKPD terkait ikut hadir. (jn)
Baca Selengkapnya..

Kamis, 22 Desember 2011

Lima Kecamatan di Tanah Datar Rawan Tuberkulosis



BATUSANGKAR, HALUAN — Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Cabang Kabupaten Tanah Datar melakukan program pelatihan bagi kader tuberkulosis di lima Puskesmas dalam lima kecamatan yang rawan tuberkulosis di Kabupaten Tanah Datar.
Pelatihan tersebut untuk melatih kemampuan kader menangani, mendata dan mengevaluasi penderita tu¬berkulosis di nagari-nagari agar kebiasaan menyem¬bunyikan penyakit dapat diubah, mem¬biasakan diri untuk mengobati, serta pencegahannya.
Ketua PPTI Cabang Tanah Datar Des Aulizul didam¬pingi sekretaris, Jumiarti, Selasa (20/12), menjelaskan, pelatihan dilaksanakan di lima Pus¬kesmas kecamatan yang rawan tuberkulosis yaitu, Puskesmas Lintau Buo II dan III, Puskes¬mas X Koto, Singgalang dan Puskesmas Padang Ganting, dari 5 -13 Desember 2011.
Des Aulizul mengimbau kepada masyarakat yang men¬derita penyakit tuberkulosis agar memeriksakan diri ke Pus¬kesmas terdekat atau mem¬beritahu kepada kader PPTI yang ada di Puskesmas terdekat.
“Pelatihan bagi kader ini sangat besar dampaknya terha¬dap penanggulangan tuberku¬losis di Tanah Datar, karena para kader dapat membongkar dan meng¬ungkap penderita yang selama ini merahasiakan tuberkulosis yang selama ini dideritanya,” ungkap Des (jn)
Baca Selengkapnya..

Selasa, 20 Desember 2011

Buku BAM Versi Tanahdatar Dibedah



Batusangkar, Padek—Buku Budaya Alam Minangkabau versi Kabupaten Tanahdatar karya enam orang penulis dibedah LKAAM Sumatera Barat dan LKAAM Tanahdatar serta guru yang mengajar Budaya Alam Minangkabau (BAM) se-Kabupaten Tanahdatar.

Kegiatan tersebut diprakasai Dewan Pendidikan Kabupaten Tanahdatar dan dibuka Bupati Tanahdatar diwakili Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanahdatar Alfian Jamrah di Kantor Dewan Pendidikan, Batusangkar.

Keenam penulis buku budaya alam Minangkabau versi Tanahdatar masing-masing Afif Zamzami Dt Bandaro Putiah, Marjohan, Dwiwarman, Arius Yasir, Alfahri, Amir Syarifudin Dt Mangkudun Sati. Buku tersebut untuk siswa SD dari kelas III sampai kelas VI SD, dan versi untuk siswa SLTP dan SLTA

Ketua LKAAM Tanahdatar diwakili Sekretaris LKAAM Tanahdatar Ismar M Dt Majo Putiah menyampaikan aspresiasinya kepada penulis buku BAM versi Tanahdatar. ”Ini suatu langkah maju, apalagi saat ini mata pelajaran BAM sudah masuk kurikulum sekolah.
Dengan adanya pelajaran BAM yang diberikan guru-guru di sekolah, maka diharapkan mampu membangun karakter secara dini anak-anak didik kita. Apalagi sebagai daerah yang terkenal sebagai pusat adat minangkabau di Sumatera Barat harus menjadi contoh dan tauladan,” katanya.

Karena itu terobosan penulis dari Tanahdatar bisa dijadikan bahan masukan dari pemerintah tanahdatar bahkan bila perlu tulisan ini menjadi bahan pegangan dari para siswa yang berlajar BAM Nantinya sehingga sistim pengajaran melalui budaya alam minangkabau bisa dicerna oleh anak didik.

Alfian Jamrah mengatakan, ini merupakan karya besar dan sangat bermamfaat untuk anak kita baik di tingkat SD sampai SLTA. ”Walaupun ini versi Tanahdatar, tidak ada salahnya ini dijadikan bahan pegangan bagi guru BAM di Sumatera Barat nantinya. Kita tentu juga mengharapkan dukungan LKAAM Sumatera Barat,” harapnya.

Salah seorang penulis, Marjohan menyebutkan pihaknya menulis buku itu karena belum banyak buku BAM yang beredar di kalangan masyarakat. ”Kalaupun ada, hanya satu atau dua buah buku yang ditulis segelintir pengarang. Lagipula buku BAM yang beredar, tidak pernah direvisi dan pembaharuan sesuai perkembangan zaman,” jelasnya. (jn)
Baca Selengkapnya..

Minggu, 18 Desember 2011

ARISAN IKS JABODETABEK TANGGAL 11 Desember 2011

Info IKS(Jakarta)- Pada hari minggu 11 Desember 2011, kembali perantau warga Saruaso yang berada di Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi ( JABODETABEK ) menyelenggarakan arisan sambil bersilaturrahmi sekaligus juga memperingati 1 muharam 1433 H. Acara ini bertempat di rumah salah seorang perantau Saruaso di Jakarta yaitu di rumah Uni upik ( Ibu Sauyah Basuang ), yaitu di komplek Atsiri permai ( Kementan ) Citayam depok.

Acara arisan stau silaturrahmi ini tidak hanya sekedar berkumpul tapi juga diadakan pengajian dan siraman rohani, yang disampaikan oleh salah satu uztad. Acara IKS ( Ikatan Keluarga Saruaso ) yang rutin diadakan 2 bulan sekali, selain untuk meningkatkan silaturrahmi dan persatuan sesama warga Saruaso di perandatauan juga dimanfaatkan untuk mengenalkan para anak cucu, juga keluarga kesesama warga Saruaso yang ada di perantauan sekitar ( JABODETABEK ) Baca Selengkapnya..

Jumat, 16 Desember 2011

Bocah Tewas di Irigasi



Batusangkar, Padek— Seorang bocah, Yumi, tewas dalam keadaan menyedihkan di irigasi Selo. Warga Saruaso yang tinggal di depan SMK I Batam (Batu Ambuang) Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas ditemukan sekitar pukul 17.00 WIB Selasa sore (13/12).

Menurut keterangan yang berhasil dihimpun Padang Ekspres, penemuan mayat bocah 1,5 tahun ini setelah warga Saruaso dihebohkan hilangnya anak Rita. Perempuan 31 tahun itu sedang mencuci di irigasi Batang Sinamar. Sedangkan anaknya dititipkan sama adiknya Wati dan sedang bermain di dekat irigasi.

Tidak berapa lama, Rita mendapatkan laporan dari adiknya Wati anaknya tidak ada lagi bersama dengan dia dan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB. Keduanya berusaha melakukan pencarian tapi tidak juga ditemukan.

Informasi cepat menyebar di kalangan warga. Mereka berusaha menelusuri hilangnya anak Rita secara bersama-sama. Mereka menduga, Yumi tenggelam.

Pencarian berakhir warga menelusuri batang irigasi sejauh satu kilometer. Mayat Yumi ditemukan dalam posisi tertelungkup.
Sementara itu, Kapolres Tanahdatar AKBP Teguh Tri Sangsoko membenarkan kasus tersebut.
Menurutnya, kasus itu murni kecelakaan. Diduga korban terseret arus air . Apalagi korban masih kecil sehingga tidak bisa menyelamatkan diri. Jenazah malam itu juga dikuburkan di pamdam pemakaman keluarga. (jn)
Baca Selengkapnya..

Rabu, 14 Desember 2011

Tim Verifikasi Tangani Angin Tornado



Batusangkar, Padek—Tim Verifikasi Tingkat Tanahdatar, Senin (12/12) mulai melakukan pendataan terhadap jumlah kerugian dan rumah warga yang rusak akibat angin puting beliung di dua jorong di Nagari Rao-Rao, Kecamatan Sungai tarab. Hasil verfikasi sementara, jumlah rumah yang ditimpa angin puting beliung mencapai 58 unit.

Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPPD) Tanahdatar Altri Suandi didampingi Camat Sungaitarab Syahril mengatakan jumlahnya akan meningkat karena sebelumnya belum semua terdata.

Tim verfikasi terdiri dari Dinas PU, BPS, BPBD dan instansi terkait lainnya. Diturunkan untuk melihat sejauhmana hasil kerugian yang diderita oleh masyarakat. Di samping itu, juga telah dilakukan gotong royong bersama di bawah komando Kodim 307 Tanahdatar, Polres Tanahdatar, Satpol PP, Tim SAR, BPBD dan masyarakat untuk membersihkan rumah-rumah masyarakat yang kena angin puting beliung.

“Bantuan yang baru kita terima melalui posko Nagari Rao-Rao berupa makanan ringan dari Persit dan Bhayangkari. Bantuan juga datang dari SMP 3 Rao Rao. Untuk masyarakat yang hanya menderita kerugian atapnya hilang empat buah dibantu oleh masyarakat disekitarnya melalui swadaya,” ujar Altri. (jn)
Baca Selengkapnya..

Puluhan Rumah Diterjang Puting Beliung



Batusangkar, Padek—Sebanyak 49 rumah di Jorong Balerong Bunta Batirai dan Jorong Carano Batirai, Nagari Rao-Rao, Tanahdatar, diterjang angin puting beliung, Minggu (11/12) sore. Akibatnya, tujuh rumah rusak berat, selebihnya rusak sedang dan ringan. Kerugian ditaksir mencapai Rp500 juta.

Informasi yang dihimpun Padang Ekspres, kejadian yang mengejutkan masyarakat Rao-Rao, Kecamatan Sungaitarab tersebut terjadi sekitar pukul 15.15 WIB. Sebelumnya turun hujan dan terdengar petir. Umumnya, rumah masyarakat yang luluhlantak diterpa angin puting beliung tersebut adalah rumah rumah gadang dan rumah papan di sekitar areal persawahan. Seluruh atap rumah tampak berserakan diterbangkan angin.

Unriwati, istri Wali Jorong Balerong Bunta Ikhwan S Gaya yang rumah gadang miliknya rusak berat akibat dihantam angin puting beliung menyebutkan, saat kejadian dia bersama anak-anaknya, tengah duduk di beranda depan rumah. ”Kami melihat angin berputar di muka rumah. Seolah ada pertemuan angin yang begitu kuat, dan saat itulah rumah kami diterpa angin hingga roboh,” ujar Unriwati.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Altri Suandi didampingi Camat Sungai Tarab Syahril pihaknya sudah mengambil langkah-langkah penanganan darurat terhadap masyarakat yang menjadi korban.

Ketua PMI Tanahdatar Ny Betty Shadiq yang turun ke lokasi juga telah menurunkan relawan dan segera mengirimkan bantuan. (jn)
Baca Selengkapnya..

30 Motor Diserahkan ke Nagari



Batusangkar, Padek—Pemkab Tanahdatar memberi hadiah kepada nagari yang sudah melunasi pajak bumi dan bangunan (PBB). Mereka diberi satu unit sepeda motor. Saat ini ada 30 nagari yang sudah menerima karena capaian PBB nya sebesar 105,4 persen.

Penyerahan kendaraan untuk dimanfaatkan sebagai operasional wali nagari itu diserahkan langsung oleh Bupati Tanahdatar M Shadiq Pasadigoe dihalaman Kantor DPPKA Tanahdatar, kemarin (9/12).

Kendaraan roda dua yang diperuntukan bagi nagari yang telah melunasi PBB tersebut pemungut berbagai pajak di kecamatan di Tanahdatar merupakan wujud dari janji Bupati untuk memacu peningkatan PBB.(jn) Baca Selengkapnya..

Indo Jalito Juarai Festival Randai

Batusangkar, Padek—Randai Indo Jalito dari Kecamatan Lima Kaum dan Talempong Pacik Kecamatan Lintaubuo berhasil keluar sebagai juara pertama festival randai dan talempong Pacik tingkat Tanahdatar.
Festival Randai dan Talempong Pacik yang diikuti oleh 14 kecamatan di Tanahdatar digelar di halaman Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Tanahdatar.di benteng Van der Cappelen. Sedangkan juara II dan III direbut Rambun Kusuma dari Lintau Buo dan Siti Baheram dari Rambatan.

Staf ahli Pemkab, Irsal Veri Idrus acara ini diwujudkan secara berkelanjutan. Semua pihak mesti terlibat. Tidak saja pemkab tapi juga masyarakat. “Agar kesenian dan budaya tradisi Minangkabau dapat bertahan menjadi aset daerah,” ujar Irsal saat pembukaan kemarin.

Kepala Dinas Kebudayaan Alfian Jamrah menyebutkan, kegiatan dilakukan dalam upaya melestarikan kesenian tradisi di Luak Nan Tuo, sehingga kesenian dan budaya yang ada di Tanah datar terus dapat mempertahankan diri dari ancaman negatif globalisasi dan dari hasil yang lakukan tersebut kepada pemenang disamping mendapat pigam penghargaan juga diberikan uang transport. (jn)
Baca Selengkapnya..

Jumat, 09 Desember 2011

KTP Elektronik Boleh Cantumkan Gelar Datuk


BATUSANGKAR, HALUAN — Pemegang KTP elektronik diperbolehkan mencantumkan gelar adat di depan nama lahirnya, termasuk gelar kesarjanaan yang diraih di bangku perkuliahan.
“Para pemangku adat, se¬perti ninik mamak, tentu saja boleh membubuhkan gelar adat datuk pada data nama yang dicantumkan pada blangko KTP elektronik,” tutur Men¬dagri Gamawan Fauzi ketika menunjungi Kantor Camat X.Koto Kabupaten Tanah Datar, Sabtu (3/12).
Untuk keseragaman secara nasional, Mendagri Gamawan Fauzi telah menerbitkan Per¬men¬dagri yang isinya membe¬rikan kebebasan memakai gelat adat ataupun titel yang diraih melalui bangku perkuliahan.
Sebagai seorang putra Mi¬nang asal Kabupaten Solok, Gamawan Fauzi memaklumi bahwa tidak mungkin seorang pemangku adat yang memakai gelar adat seperti datuk hanya ditulis nama kecilnya saja.
“Maka saya merealisasikan surat permintaan yang diajukan Bupati Tanah Datar M Shadiq Pasadigoe, untuk memper¬bolehkan para ninik mamak untuk memakai gelar datuk pada KTP elektronik,” tutur Gamawan.
Pada kesempatan tersebut, Gamawan mengucapkan teri¬ma kasih kepada aparat di jajaran kecamatan di seluruh Indonesia, yang telah menun¬jukkan partisipasinya dalam melayani masyarakat untuk menghimpun proses pereka¬man data untuk pembuatan KTP elektronik.
Menurut Gamawan, KTP elektronik adalah produk serba guna, yang bisa dimanfaatkan oleh pemegangnya dalam berbagai kebutuhan, termasuk penggunaan pelayanan perban¬kan, seperti pencairan tabungan dan lain sebagainya.
KTP elektronik yang diber¬la¬kukan secara nasional, juga akan lebih mengintensifkan dalam mengakurasi data kepen¬dudukan.
“Hanya ada satu data dan tidak bisa digandakan, sehingga mencegah penyalaahgunaan untuk berbagai perbuatan pelanggaran hokum,” terangnya.
Pada kesempatan kunju¬ngan dan sekaligus menyaksi¬kan secara langsung proses perekaman data untuk pembu¬atan KTP elektronik tersebut, Mendagri sambil melihat jam di tangannya, membuktikan sendiri, bahwa untuk pereka¬man satu orang wajib KTP elektronik hanya memerlukan waktu perekaman data tidak lebih dari dua menit.
“Bila proses pelayanan warga berlangsung dengan baik, saya optimis proses pembuatan KTP elektronik akan berhasil tuntas sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Mendagri juga menyerahkan secara langsung KTP elektronik ke 9 secara nasional kepada IM.Dt.Majo nan Sati yang kini menjabat Walinagari Koto Laweh Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar.
Bupati Tanah Datar M Shadiq Pasadigoe dalam acara kunjungan Mendagri itu menya¬takan terima kasih atas kunju¬ngan Mendagri, yang telah berkenan berkunjung hingga ke sudut ruangan kantor camat.
“Sebanyak 265.245 wajib KTP di Tanah Datar, telah berahasil direkam datanya untuk pembuatan KTP elek¬tro¬nik sebanyak 149.859 orang. Mudah-mudahan dari rentang waktu yang disiapkan, program ini berhasil dirampungkan dengan baik dan lancar,” tuturnya. (h/emz)
Baca Selengkapnya..

Kamis, 08 Desember 2011

Jam Gadang Molor 15 Menit


Bukittinggi, Padek—Jam Gadang sebagai ikonnya kota wisata Bukittinggi, ternyata tidak dipelihara oleh pemko melalui SKPD terkait. Buktinya, saat kunjungan masyarakat ramai ke taman bawah Jam Gadang yang disertai dengan penarikan undian tabungan Sikoci Bank Nagari di bawah taman Jam Gadang, kemarin (4/11), penunjuk waktu yang mempunyai empat sisi jam, ternyata lebih lambat 15 menit dari waktu normal.


Akibatnya, tidak saja para pengunjung kota wisata menjadi heran, tapi juga ratusan nasabah Bank Nagari yang memadati taman bawah Jam Gadang tersebut. “Kok bisa ya, Jam Gadang Bukittinggi waktunya begitu lambat (15 menit) dari waktu normal,” tanya pengunjung kepada Padang Ekspres terheran-heran.


Padang Ekspres mencoba mencocokkan waktu dengan jam tangan serta menanyakan pengunjung lainnya. Ternyata benar, Jam Gadang yang bisa dilihat dari empat sisi tersebut, keempat-empatnya telat 10 sampai 15 menit dari jam normal.


Dikonfirmasikan kepada Kadis Pariwisata Bukittinggi, Kaslim Burhan, yang ikut hadir pada acara penarikan undian Sikoci, ia pun terheran-heran. “Kok bisa ya. Kita akan segera perbaiki dan mencocokkannya dengan waktu normal,” janjinya.


Menurut informasi, tidak cocoknya waktu Jam Gadang ini dengan waktu normal, sudah berlangsung lama, yakni sudah lebih 10 hari. Hanya saja Pemko Bukittinggi melalui SKPD terkaitnya cuek-cuek saja.


Lampu Taman tak Hidup
Selain keterlambatan waktu Jam Gadang, para pengunjung taman bawah Jam Gadang, juga mengaku heran dengan tidak hidup-hidupnya lampu di taman bawah Jam Gadang yang telah menghabiskan dana lebih Rp 1 miliar saat dilakukan proyek pendistrian taman bawah Jam Gadang setahun yang lalu.


“Secara umum taman bawah Jam Gadang saat ini memang lebih bagus dari biasanya. Hanya saja kekurangannya, lampu taman tidak pernah hidup dan jam Jam Gadang juga tidak akur, sehingga sangat merusak citra Bukittinggi yang ikonnya Jam Gadang,” ujar Emi dan Edi, warga Batusangkar dan Padang, kemarin.


Tidak diketahui persis kenapa lampu taman bawah Jam Gadang tersebut tidak hidup. Tapi menurut Kadis PU Bukittinggi, Z. Buyung, yang dikonfirmasikan beberapa hari lalu mengatakan, bahwa proyek pendistrian taman Jam Gadang yang dilakukan pemerintah pusat itu hingga saat ini belum diserahterimakan kepada Pemko Bukittinggi, sehingga pihaknya tidak bisa berbuat banyak.
Baca Selengkapnya..

Guru Silek diberi bantuan Kambing

Batusangkar, Padek—Keluarga Besar Dr Mokhtar Naim, mantan anggota DPD RI memberikan bantuan enam ekor kambing untuk guru silek dan guru Pondok Al Quran Yayasan Annur Abdul Rahman Batipuh.


Bantuan tersebut diterima Ketua Yayasan Annur Abdul Rahman Batipuh Mustafa Akmal Dt Sidi Ali di Jakarta kemarin dan minta diteruskan kepada guru-guru silek dan guru Pondok Al Quran binaan yayasan Annur abdul Rahman.


”Sebagai urang sumando Batipuh, saya merasa haru dan bangga dengan hadirnya Yayasan Annur Abdul Rahman Batipuh, mudahan-mudahan kehadiran yayasan ini mampu memberikan pencerahan kepada masyarakat Jorong Ladanglaweh Nagari Batipuh Baruh ini.

Program yang dikembangkan Yayasan Annur Abdul Rahman Batipuh yang menitikberatkan pembinaan keagamaan melalui pondok Al Quran, budaya dengan menghidupkan kembali silat tradisi Minang dan pidato adat sebagai bagian dari urang Minang yang harus paham dengan adat dan budayanya sendiri,” ungkap Mustafa. (mal)
Baca Selengkapnya..

Buta Aturan, Pembalakan Marak

Batusangkar, Padek—Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tanahdatar Edi Arman mengakui sebagian besar kasus illegal logging (pembalakan) di Tanahdatar disebabkan pemahaman masyarakat termasuk wali nagari dan pengusaha kayu terhadap penatausahaan hasil hutan sangat kurang

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tanahdatar Edi Arman kepada Padang Ekspres, kemarin (2/12) mengatakan untuk menekan illegal logging diperlukan sosialisasi tentang penataan hasil hutan. Termasuk sosialisasi Perbub Nomor 25 Tahun 2009 tentang Prosedur Pendistribusian dan Penerbitan Dokumen Surat Keterangan Asal Usul (SKAU).
Intinya untuk penertiban pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan, peredaran hasil hutan kayu yang berasal dari hutan hak/lahan masyarakat serta untuk menjaga kelestarian hutan dan lingkungan.
Edi mengatakan, ada dua jenis izin. Pertama, jenis kayu yang diterbitkan SKAU. Di samping itu juga ditetapkan jenis kayu yang pengangkutannya tidak menggunakan dokumen SKAU maupun SKSKB-KR. Cukup menggunakan nota yang diterbitkan penjual (lihat grafis).

Penerbitan SKAU oleh pemerintah nagari dan blangko dokumen SKAU diambil di Dinas Pertanian, perkebunan dan kehutanan. Wali nagari bertanggung jawab terhadap kebenaran dan penggunaan SKAU yang telah diterbitkannya.

Sehingga melalui sosialisasi tentang penggunaan hasil hutan ini masyarakat, pengusaha kayu ataupun wali nagari memahami prosedur dan aturan hukum yang berlaku.

“Apalagi hasil hutan yang boleh dimanfaatkan adalah hutan rakyat dimana berada diluar kawasan hutan negara dan dibuktikan dengan alas hak atas tanah. Itu pun diikuti adanya surat keterangan asal usul (SKAU) kayu dari pejabat berwenang seperti wali nagari atau Kepala Distanbunhut,” terangnya.

SKAU kayu ini pun hanya boleh digunakan untuk pengangkutan kayu bulat/olahan dari hutan rakyat dengan jenis kayu tertentu. Bila dilanjutkan, pengangkutannya harus menggunakan nota yang diterbitkan pemilik kayu dengan mencantumkan nomor SKAU asal.

Sementara beberapa nagari yang kini rawan terjadi kasus pembalakan di berapa nagari seperti Tigo Jangko, Pangian di Kecamatan Lintaubuo dan Nagari Tapi Selo, Lubukjantan dan Tanjungbonai Kecamatan Lintau Buo Utara, Nagari Pasirlaweh dan Padanglaweh Kecamatan Sungaitarab, Nagari Tanjung dan Nagari Andaleh Baruh Bukit Kecamatan Sungayang, Nagari Supayang, Tabekpatah Kecamatan Salimpaung, Nagari Gunung Rajo, Nagari Sabu, Nagari Andaleh Kecamatan Batipuh, Nagari Tambangan Kecamatan X Koto, Nagari Simawang Kecamatan Rambatan, Nagari Guguak dan Nagari Padanglaweh Kecamatan Batipuh Selatan. (*)
Baca Selengkapnya..