Senin, 30 Januari 2012

Silek Lintau Berkembang di negeri Jiran


Batusangkar, Padek—Presiden Persilek Lintau Kelantan Malaysia Dr Kamal Sah Pandeka Sutan Rajo Sati sudah terima bantuan talempong dan peralatan kesenian dari Bupati Tanahdatar M Shadiq Pasadigoe. Bantuan diterima melalui perantau Tanahdatar yang tinggal di Kualalumpur.


Hal itu diungkapkan Kamal Sah kepada Padang Ekspres kemarin via HP dari Kelantan Malaysia. Dia merasa, bantuan yang diberikan sangat berharga. Silek Lintau tersebut diperolehnya didapat dari Murid Pendekar Talib. Master Silek Tuo di Tanahdatar. Dia sendiri belum pernah bertemu dengan sang pendekar.


Gurunya bernama Ahmad bin Rashid, asal Kuala Kangsar, Perak. Dia mengajar silek lintau sejak 1994 di Kelantan. Jumlah murid sudah mencapai sebanyak 1.245 orang dan saat ini sedang berlajar intensif sebanyak 155 orang.


Bantuan diperoleh karena Shadiq sangat respons terhadapnya waktu dia berkunjung ke Lintau untuk mencari silsilah silek Lintau ke Tanahdatar. Kedatangannya karena di Malaysia ada ajaran sesat yang menggunakan nama silat Lintau untuk melindungi kegiatan mereka


“Alhamdulillah semuanya telah dilakukan dengan baik sehingga membuka jalan bagi saya untuk melihat silek lintau ke ranah Minang. Saya pun bertemu dengan guru silek Lintau,” ujarnya.


Tidak itu saja, dalam kunjungannya, dia mendapat kehormatan dari guru silek Lintau dan presiden silek Minang. Dia diberi gelar Pandeka Sutan Rajo Sati.


Bupati lalu menelponnya. Shadiq menawarkan alat yang bisa ia bawa untuk mengembangkan kesenian Minang di sana. “Saya tetarik dengan talempong,” ujarnya. (jn)
Baca Selengkapnya..

Jumat, 27 Januari 2012

Tenggelamnya peran Mamak di Minangkabau



"Kaluak paku
kacang balimbiang,
Tampuruang dilengang-lenggangkan.
Anak dipangku,
Kamanakan dibimbiang,
Urang kampuang dipatengangkan"

Seperti itulah pepatah adat yang mengibaratkan peranan mamak di Minangkabau. Pepatah adat Minangkabau yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi, dari mamak ke kemenakan, begitu seterusnya, sampai alam ini tutup usia.

Melalui perkembangan zaman yang serba cepat saji dan "buka-bukaan", adat Minangkabau juga menyesuaikan diri, kalau tidak, adat Minangkabau berlahan-lahan tenggelam karena tidak dipakai lagi oleh masyarakat pendukungnya.

Namun para pendukung adat Minangkabau jauh-jauh hari telah mengantisipasinya dengan memberikan pituah adat yang empat (adaik nan empek). Dari empat jenis adat Minangkabau, dua yang boleh berubah dan dua lagi tidak bisa berubah, apa pun zamannya dan bagaimana pun keadaannya.

Adat Minangkabau, menghadapi revolusi karena ada yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman (Hamka, 1946). Aturan-aturan adat yang banyak menimbulkan kemudharatan, harus diubah atau diganti dengan aturan-aturan adat yang baru. Masyarakat Minangkabau harus terbuka dengan hal-hal yang baru, namun tetap kritis dengan tidak langsung menerima mentah-mentah budaya baru yang datang tersebut.

Sebagai contoh, praktek poligami yang dilakukan laki-laki Minangkabau dahulu yang mendapat legalitas adat. Akibat poligami yang dilakukan laki-laki Minangkabau, banyak berakhir dengan perceraian.

Banyak anak Minangkabau yang ditinggalkan oleh ayahnya dan sebagian besar mereka hidup tak terurus. Anak-anak tersebut dibesarkan oleh ibu-ibu mereka (perempuan-perempuan Minangkabau) tanpa figur bapak atau ayah akibat orang tua mereka berpisah. Adat Minangkabau menerangkan bahwa anak diasuh oleh ibu bukan oleh bapak atau ayah.

Pada umumnya, laki-laki yang telah bercerai tersebut, menikah lagi. Mereka bebas memilih perempuan lain yang dinginkannya, tidak ada satu yang bisa melarang.

Laki-laki itu tidak peduli lagi dengan mantan istri dan anak-anaknya apa lagi untuk memberikan nafkah mereka. Hiduplah mereka dengan harta warisan nenek atau ibu sang istri (adat minangkabau harta diwariskan ke perempuan).

Kalau ada harta warisan, parempuan tidak perlu susah menghidupi anak-anak mereka. Tapi bagaimana kalau sang istri tersebut tidak memiliki harta warisan? Tentu hidupnya akan terlunta-lunta, kalau ada pun saudara perempuan, keadaannya tidak jauh beda, mereka tentu telah sibuk mengurus keluarganya masing-masing. Akan timbul pertanyaan, kemana saudara laki-laki atau mamak dari perempuan Minangkabau yang tak terurus dan kehilangan figur ayahnya akibat perceraian tersebut? Apakah mereka tidak memiliki mamak?

Inilah satu dari berbagai peranan mamak di Minangkabau. Mamak adalah orang yang disegani menurut adat Minangkabau. Kata-kata mamak, dituruti oleh kemenakannya, tidak boleh menyanggahnya.

Mamak yang tahu dan paham posisinya sebagai orang yang disegani dalam keluarga Minangkabau, sama derajatnya dengan penghulu dalam kaum (didahuluan salangkah, ditinggian sarantiang).

Mamak merupakan saudara laki-laki dari ibu. Secara otomatis, jumlah mamak, tergantung berapa jumlah saudara laki-laki ibu. Panggilan untuk mamak yang paling tua, biasanya dipanggil Mak Dang (mamak paling tua, besar, gadang ). Mak Ngah (saudara laki-laki ibu nomor dua besar).

Sebutan untuk mamak yang paling bungsu atau paling kecil disebut Mak Uncu (mamak paling bungsu) dan Mak Etek atau biasa juga dipanggil Metek, karena lebih mudah diucapkan. Ada juga sebutan unik untuk mamak, misalnya mamak yang tubuhnya tinggi besar disebut Mak Anjang, yang kulitnya putih (kuning langsat) disebut Mak Utiah, atau mamak yang berkulit gelap disebut Mak Itam.

Mamak memiliki peranan penting yaitu membimbing, mengajari dan bahkan membiayai kehidupan kemenakannya. Mamak membimbing kemenakanya untuk bisa hidup menghadapi dunia. Memberitahukan segala pengetahuan yang miliki untuk kemenakanya, tidak hanya hidup dalam bermasyarakat tapi juga dalam menjalani hidup berumah tangga. Mamak juga wajib mencarikan jodoh kemenakannya, baik kemenakan laki-laki maupun perempuan.

Tapi itu semua tinggal kenangan masa lalu. Sekarang anak-anak Minangkabau hidup dengan ayah mereka masing-masing. Ayah yang membesarkan mereka dengan keringatnya sendiri. Semua harta jerih payah sang ayah, dibawa untuk anak-anaknya.

Peranan mamak zaman sekarang telah mengalami penurunan. Sekarang mamak hanya sibuk mengurus anak-anaknya saja. Sangat jarang mengurus kemenakannya, karena mamak beranggapan kemenakan telah diasuh ayah mereka.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Andalas, sekitar 96, 5 persen rumah tangga Minangkabau telah dikendalikan oleh para ayah, tidak ada lagi campur tangan mamak. Penelitian tersebut dilakukan 30 tahun yang lalu. Sekarang, tidak ada lagi mamak yang mengurus kemenakan selain pada saat acara pernikahan saja.

Pengaruh Sistem Kekeluargaan Islam

Menurut Buya Hamka, Islam masuk ke pulau Sumatera bagian barat tahun 684 M (abad 7 M/ ke -2 H) dibawa oleh pedagang-pedagang keturunan Arab. Buku Sejarah Nasional Indonesia banyak menuliskan, Islam sudah ada di pulau Sumatera sekitar abad ke- 7 dan ke-8 M, seiring dengan Selat Malaka yang dilalui oleh pedagang-pedagang Islam ke negeri-negeri Asia Tenggara dan Asia timur.

Lalu secara berlahan berkembang pada abad ke-12 M dan secara pesat pada abad-13 M termasuk di Minangkabau melalui Aceh. Holt mengatakan, Islam yang masuk ke Aceh menyebar juga ke Minangkabau dari Pidi (Aceh) ke Pariaman terus ke Minangkabau asli (daerah darek). Rute inilah yang dilalui oleh ajaran Islam baru (modernis) yang dibawa oleh pengikut Abdul Wahab (Paham Wahabi) pada Abad ke-19 (Yaswirman, 2005).

Beberapa ulama fikih, menafsirkan sistem kekerabatan Islam adalah patrilinial yaitu sistem kekeluarga menurut garis keturunan bapak. Para ulama fikih tersebut mengambil kesimpulan dari Al-Qur'an dan hadis Rasullah. Hal ini juga terkait kondisi sosial masyarakat Arab tempat Islam pertama kali muncul.

Dalam ajaran Islam, bapak atau ayah yang menafkahi keluarganya. Menafkahi keluarga wajib hukumnya, mendapat pahala bila dikerjakan dan berdosa bila ditingalkan. Sesuai dengan fitrahnya, laki-laki dianugrahkan fisik yang kuat dari perempuan.

Perempuan yang mengurus urusan rumah tangga. Laki-laki atau bapak juga sebagai pemimpin dalam keluarga. Peranan mamak telah diambil alih oleh bapak. Bapak yang menentukan segala hal untuk anaknya, dari A sampai Z. Hal inilah yang menurut penulis merupakan satu faktor yang memudarkan peranan mamak di Minangkabau.

Merupakan sesuatu yang wajar bila terjadi penurunan peranan mamak dalam adat atau budaya Minangkabau. Mamak telah memiki keluarga sendiri yang butuh perhatian yang tiada duanya.

Namun sejatinya para mamak harus senantiasa menjaga silaturahmi dengan saudara perempuannya.Berkunjung ke rumah keluarga saudara perempuannya itu untuk bersilahturahmi sekaligus mengontrol kemenakannya.

Memang keluarga kita nomor satu, namun keluarga saudara-saudari kandung juga harus diperhatikan, jangan sampai kemenakan ditelantarkan, sesuai dengan sindiran adat :

"Kaluak paku
kacang balimbiang,
Anak dipangku,
Kamanakan dipalantiang".
Baca Selengkapnya..

Warga Nagari Atar Rindu perbaikan jalan



BATUSANGKAR, HALUAN — Warga Nagari Atar Kecamatan Padang Gantiang, hingga saat ini masih mendambakan ruas jalan yang memadai.
Pemukiman warga yang ter¬letak di lereng-lereng perbukitan, sangat memerlukan perbaikan ruas jalan. Wali Nagari Atar Amir Syarifuddin kepada Haluan di Padang Ganting, Rabu (25/1), mengatakan, hingga kini sejumlah warga masih mendambakan perbaikan ruas jalan karena bila hujan turun, aspalnya rusak.
Melalui Musrenbang tingkat nagari, pekan lalu, kata Amir, telah diapungkan usulan per¬baikan se¬jumlah ruas jalan yang selama ini sangat didambakan warga, terutama jalan menuju wilayah pemukiman yang dilalui setiap hari.
“Pada selingkar Talago Biru Atar, tahun 2012, ini dilakukan pengerasan dengan rabat beton, guna mem¬perlancar sarana perhubungan bagi warga yang beraktivitas di sekeliling Talago, termasuk para pengunjung ketika berada di lokasi pariwisata yang cukup indah itu,” tuturnya.
Secara total, ruas jalan yang akan dikeraskan dengan aspal itu mencapai panjang 2 km. Diharapkan nantinya akan membawa angin segar bagi upaya meningkatkan taraf ekonomi warga, yang selama ini terkendala ruas jalan untuk memasarkan produk andalan setempat, seperti karet dan hasil pertanian lainnya.
Sementara untuk meng¬hu¬bung¬kan Nagari Atar dengan wilayah tetangga, juga akan dilakukan pengaspalan jalan sepanjang 4 km agar dapat dilalui oleh kendaraan roda empat.(jn)
Baca Selengkapnya..

Rabu, 25 Januari 2012

Organisasi Peternak Sapi Terbentuk



Batusangkar, Padek—Kehadiran organisasi peternak sapi dan kerbau di Sumbar diharapkan turut mendorong perkembangan usaha sapi dan ternak.

Hal itu diungkapkan Edison Mansur dan Syafril setelah dipercayakan sebagai Tim Formatur yang akan membentuk Kepengurusan kepengurusan Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Provinsi Sumatera Barat kepada koran ini kemarin di Batusangkar.

Menurutnya, amanah itu akan segera diwujudkan apalagi sebelumnya telah dipercayakan sebagai pemegang mandat untuk pembentukan DPD PPSKI Sumbar.
Pihaknya juga telah mengundang seluruh peternak, tokoh masyarakat, dan unsur perguruan tinggi bahkan dalam pertemuan tersebut, menunjuk tujuh orang sebagai tim formatur masing-masing Edison Mansur sebagai ketua, Syafril sebagai sekretaris, dan anggota Nasrulah, Bustanul Arifin, Mairizal, Elfadli, dan Reswen.

Kemudian tim formatur ini dalam waktu dekat akan membahas sekaligus membentuk kepengurusan DPD PPSKI Sumbar. (mal)
Sebenarnya organisasi ini sudah lama berdiri di Lembang Bandung pada 7 April 1976 lalu. Saat itu bernama PPSI sedangkan di tingkat Pusat Kepengurusan DPP PPSKI periode 2009-2014 dipimpin Ketua Umum Teguh Boedyana dan Sekjen Rochhadi Tawaf.
Organisasi ini tumbuh dan berasal dari, untuk dan oleh peternak. Sehingga setiap gerak langkah perjuangannya harus selalu mencerminkan aspirasi para peternak sapi dan kerbau Indonesia. (jn)
Baca Selengkapnya..

Selasa, 17 Januari 2012

Tinggi Minat Siswa Tanah Datar Untuk Masuk ITB


Batusangkar, Padek—Mahasiswa ITB Bandung yang tergabung dalam Zoom In Goes To School memberikan motivasi kepada siswa SMAN I dan SMAN 2 Batusangkar yang ingin masuk ITB.
Mereka juga menyebarkan kuisioner ke peserta untuk melihat minat para siswa itu untuk melanjutkan pendidikan ke ITB. Ternyata 95 persen menjawab mereka ingin kuliah di ITB.

Hal itu diungkapkan oleh dua mahasiswa ITB Nurafni Eka Agustina, dan Imre Nagi kepada Padang Ekspres, kemarin (15/1) usai memotivasi siswa SMAN I dan SMAN 2.

Menurutnya kegiatan Zoom In ITB 2012 yang diadakan oleh Unit Kesenian Minangkabau Institut Teknologi Bandung. Kegiatan ini diadakan secara serentak dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi siswa-siswi SMA agar memiliki passion yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri di Bandung, khususnya ITB.

Kegiatan ini merupakan bedah kampus yang diadakan secara gratis di kedua sekolah tersebut. Peserta kegiatan ini adalah siswa SMA yang bersangkutan dan beberapa orang perwakilan dari beberapa SMA lain di Batusangkar.

”Alhamdulilah kegiatan yang kita adakan mendapat dukungan penuh dari dua Kepala Sekolah, Guru dan seluruh siswa pada kedua sekolah tersebut dengan inti dari kegiatan seminar tentang fakultas-fakultas di ITB, beasiswa, dan motivasi yang dibawakan oleh pemateri yang berbeda dengan pembawaan yang berbeda pula,” ujar Nurafni.

Di SMA N 1 Batusangkar, materi fakultas disampaikan Nurafni Eka Agustina (STEI’11) sedangkan materi beasiswa dan motivasi disampaikan oleh Imre Nagi (T.Elektro’10). Sementara itu di SMA N 2 Batusangkar, materi beasiswa disampaikan oleh Hidayatul Laila Miza (SF’11) dan materi beasiswa serta motivasi disampaikan oleh Alvaryan Maulana (Planologi’10).

Dalam seminar tersebut mereka juga mengharapkan kepada siswa yang akan masuk ITB, tidak perlu khawatir dengan biaya masuk ITB karena beasiswa sangatbanyak dan ITB tidak pernah mendrop out mahasiswanya. (jn)
Baca Selengkapnya..

Senin, 16 Januari 2012

Peredaran Ganja Marak di Tanah Datar


Batusangkar, Padek—Setelah mengamankan dua pengedar ganja di Jalan Raya Nagari Rao-Rao, Kecamatan Sungaitarab, kemarin (12/1) anggota Satuan Narkoba Polres Tanahdatar berhasil menangkap seorang lagi pengedar ganja.
Bersama tersangka, polisi juga berhasil mengamankan 1 kg ganja di tangan pelaku. Kapolres Tanahdatar AKBP Teguh Tri Sasongko, didampingi Kasat Reserse Narkoba AKP Bakhlis, dan Paur Humas Ipda Jonhesirwan Bot kepada Padang Ekspres di ruang kerjanya di Pagaruyung Batusangkar, mengatakan keberhasilan penangkapan ini berawal dari informasi masyarakat.

Ada pun pengedar ganja itu yakni, Ikhsan, 28. Sebelumnya tersangka, imbuh Teguh, sudah masuk dalam target operasi (TO). Waktu ditangkap, pelaku sedang mengendarai motor Nopol 6751 EM di jalan raya Nagari Rao-Rao. Waktu digeledah, polisi berhasil mengamankan ganja 1 kg dibungkus kertas koran.
Setelah itu, polisi membawa tersangka ke rumahnya di Jorong Lumbung Bapereng, Nagari Rao-Rao. Namun, polisi tak menemukan ganja di rumah tersangka. Setelah itu, tersangka langsung dibawa ke Mapolres Tanahdatar.

Sehari sebelumnya, Polres Tanahdatar juga berhasil mengamankan dua pengedar ganja masing-masing, Afridedi, 26, dan Budi, 33, di dalam rumah di Jorong Tago Palange, Nagari Pangian, Kecamatan Lintau Buo.
Bersama tersangka juga diamankan 24 paket ganja seharga Rp25 ribu/paket. Pihaknya berjanji terus mengembangkan kasus penangkapan pengedar ganja tersebut. (jn)
Baca Selengkapnya..

Jumat, 13 Januari 2012

Nagari Nenek moyang Minangkabau masuk dalam dua besar angka perceraian



Batusangkar Istri bupati dan walikota se Sumatera Barat melakukan pertemuan bulanan di Gedung Indo Jalito Batusangkar Selasa (10/1). Ajang silaturahmi itu dihadiri langsung oleh Ny Muslim Kasim dan Bupati Tanahdatar M Shadiq Pasadigoe serta ketua Tim penggerak PKK Kabupaten Tanahdatar Ny Betti M Shadiq Pasadigoe.

Dalam sambutannya, Shadiq berharap, pertemuan ini dapat menghasilkan kesepakatan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khusus kaum perempuan dan anak.

Khusus tentang masalah kehidupan berkeluarga, bupati juga menyampaikan keprihatinannya yang mendalam karena banyaknya kasus angka perceraian yang terjadi di Sumbar. Di Tanahdatar, angka perceraian meningkat tajam. Nagari Nenek Moyang Minangkabau masuk dalam dua terbesar angka perceraian.

Dia meminta kepada seluruh ibu Bupati dan walikota serta organisasi kewanitaan untuk lebih banyak memainkan perannya dalam memberikan penyuluhan dan bimbingan berkeluarga. Demikian pula tim penggerak PKK diharapkan dapat membantu Pemkab meningkatkan pengentasan kemiskinan.

Sementara itu Ketua Tim Penggerak PKK Tanahdatar Ny Betty Shadig melaporkan berapa kegiatan PKK yang dijalankan di Tanahdatar melalui seluruh pokja. Kegiatan GOW dan kegiatan Dharmawanita Persatuan dan Bundo Kanduang yang pada intinya program yang dilakukan untuk lebih meningkatkan pemberdayaan peran wanita di Tanahdatar untuk ikut memberdayaan kesejahteraan masyarakat. (jn)
Baca Selengkapnya..

Kamis, 12 Januari 2012

Warga Tanah Datar Bawa ganja 12 Kg



Pasaman, Padek—Pasaman benar-benar menjadi pintu masuk peredaran narkoba ke Ranah Minang. Minggu (8/1), Polres Pasaman kembali menggagalkan peredaran ganja ke Sumbar.

Dalam penggerebekan itu, tiga orang pemuda dibekuk Satuan Narkoba Polres Pasaman berikut 12 kg ganja kering asal Penyabungan, Kabupaten Madina, Sumatera Utara.


Penangkapan itu dilakukan sekitar pukul 05.00 di jalan lintas Sumatera daerah Polongan II, Kecamatan Rao. Dari keterangan polisi, ketiga pelaku mengaku berasal dari Batusangkar dan telah melakukan aksi itu sebanyak dua kali.


Tiga tersangka itu Riki, 21, Muhamad Doni, 27, dan Riki Hidayat, 20, warga Nagari Padanglaweh, Kecamatan Sungaitarab Batusangkar.
Kapolres Pasaman AKBP Joko Purnomo, Senin (9/1), mengatakan, Riki Hidayat ketika itu mengendarai motor dengan membawa tas besar yang diletakkan di antara kakinya.


Saat dicegat petugas, tersangka berupaya melarikan diri. Polisi pun mengejar Riki dengan melepas tembakan peringatan ke udara. Mendengar suara tembakan, Riki menyerahkan diri.


Saat dibekuk, tersangka bernyanyi bahwa dirinya tak bekerja sendiri. Dia lalu menyebut dua orang rekannya Riki dan M Doni, yang telah duluan berangkat dengan motor lainnya.


“Pengakuan tersangka, BB tersebut dibeli dari Panyabungan dengan harga Rp 300 ribu per kilo dan selanjutnya akan dijual di Batusangkar dengan harga Rp 1,5 juta per kilogram,” ungkap kapolres.


Terbesar Awal Tahun
Berdasar catatan Padang Ekspres, penangkapan ganja ini merupakan terbesar di tahun 2012. Pada 2011 lalu, Polres Pasaman telah menggagalkan ratusan kilogram ganja.


Kapolres Pasaman AKBP Joko Purnomo, melalui Waka Kompol Ibnu Mas’ud, didampingi Kasat Narkoba AKP Jasril, sejak Januari hingga akhir Desember 2011, telah 33 kasus narkoba ditangani Mapolres Pasaman.


Dari 35 kasus narkoba, masih ada yang belum diselesaikan, dan dalam penyelidikan petugas. Sedangkan yang masuk daftar pencarian orang (DPO) 7 orang. “Dari 48 tersangka sudah ada yang inkracht,” katanya.


Kasat Narkoba Jasril menambahkan, pada Oktober-Desember 2010, ada 5 kasus narkoba berupa ganja seberat 88,6 kg. Dengan jumlah tersangka 9 orang, dan sabu-sabu seberat 0,8 gram dengan tersangka 1 orang.


Pada tahun 2011, menangani 35 kasus narkoba, di antaranya ganja kering seberat 335,968 kg dengan 39 tersangka dan sabu-sabu seberat 26,5 gram dengan tersangka 9 orang. Jika diuangkan, nilainya mencapai setengah miliar rupiah. Jumlah ini terbesar kedua di Sumbar setelah Padang.


“Biasanya, ganja didatangkan dari Aceh dan Madina, Sumut,” ungkap Jasril.
Tingginya peredaran narkoba menjadi ancaman serius bagi masyarakat Pasaman. Karena itu, Jasril mengajak semua komponen masyarakat aktif memerangi narkoba.
Baca Selengkapnya..

Selasa, 10 Januari 2012

Kelompok tani dapat Bantuan Alat dan mesin Pertanian





Batusangkar, Padek—Kelompok Tani (Keltan) Simpang Ngalau Jorong Balimbing Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan terima bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan). Bantuan berupa dua unit traktor tangan, satu unit mesin perontok padi (tresher) dan satu unit mesin pompa air dari Kementerian Pertanian RI.

Kelompok taninya baru berdiri sejak 26 September 2009 sudah memiliki 18 orang anggota. Selain itu keltan ini memiliki unit usaha seperti simpan pinjam, jasa tenaga kerja pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan pertanian.

Sementara itu Kepala Dinas pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Ir Edi Arman mengakui bantuan alsitan yang diberikan kepada kelompok tani balimbing intinya untuk membantu percepatan kesejahteraan petani karena peralatan alsintan ini sangat strategis. strategis dalam mendukung pemenuhan produksi pertanian yang terus meningkat dengan menurunnya daya dukung lahan, dan rendahnya intensitas pertanaman.

“Alsintan dapat mempercepat dan meningkatkan mutu pengolahan tanah, penyediaan air, meningkatkan intensitas pertanaman (IP), meningkatkan produktivitas ternak, mengurangi kehilangan hasil, menjaga kesegaran dan keutuhan, meningkatkan nilai tambah melalui pengolahan produk komoditas pertanian dan melestarikan fungsi lingkungan,” tegasnya. (jn)
Baca Selengkapnya..

Sabtu, 07 Januari 2012

ITB Peduli pendidikan di Luhak Nan Tuo


Guna memperkenalkan Institut Teknologi Bandung (ITB) kepada Siswa di Sumbar, Unit Kesenian Minangkabau ITB, mengadakan kegiatan Zoom In ITB 2012.

Agenda ini merupakan event tahunan untuk memperkenalkan tentang kehidupan kampus ITB. Andra Adetia, Ketua pelaksana Zoom In ITB 2012, menilai informasi yang didapat siswa di Sumbar masih kurang. Siswa-siswa SMA di Sumbar hanya mendapatkan informasi perkuliahan sepintas lalu mengenai ITB, ditambah lagi publikasi dari sekolah mengenai beasiswa sangat minim.

Lanjutnya, dari pola pikir siswa yang menganggap masuk ITB terlalu susah, padahal sebaliknya. Hal ini mengakibatkan siswa cendrung takut dan tidak berani untuk bermimpi berkuliah di ITB. Oleh karena alasan tersebut, Unit Kesenian Minangkabau merasa peduli terhadap perkembangan pendidikan di Sumbar untuk mengadakan suatu acara yang diharapkan bisa memberi motivasi, perubahan, pola pikir, serta informasi kepada siswa di Sumbar.

“Tujuan ini memberi pemahaman kepada civitas akademika akan pentingnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Selain itu, kami ingin memperkenalkan kalau masuk ITB bisa diraih oleh semua kalangan. Dan yang tidak kala penting memotivasi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, jelasnya.

Andra menambahkan, kegiatan ini diadakan sebanyak dua kali. Pertama, diadakan di SMAN 1 dan 2 Batusangkar pada tanggal (9/1), agenda ini berupa acara Bhakti Sosial. Sedangkan yang kedua, dilaksanakan di Aula Perpustakaan proklamator Bung Hatta Bukittinggi, pada (15/1) bentuk acaranya Bedah Kampus.(jn)
Baca Selengkapnya..

Selasa, 03 Januari 2012

Tukang tuo Istano Meninggal


Malin Kayo atau Pak Malin (84 th), tukang tuo Istano Basa Pagaruyuang telah tiada. Kabar duka itu datang dari kaki bukit Gunuang bungsu di jorong Kubang landai,Nagari Saruaso, kec. Tjg Emas, Tanah Datar

Mungkin tak banyak orang yang kenal dengannya meskipun dia telah mengukir hidupnya dengan banyak hasil karya berupa rumah gadang hingga ke Bali dan Malaysia. Begitu pula tak banyak orang yang tahu tentang kepergiannya pada Minggu 1 Januari 2012 sekitar 11.45 WIB. Barulah pada Senin pagi berita itu tersiar, banyak orang yang terkejut, termasuk pemerintah Tanah Datar dan panitia pembangunan Istano Basa Pagaruyuang.

Pak Malin, sosok dari sedikit orang yang ahli dalam membuat gonjong / tanduk rumah gadang dan hasil karyanya sudah diteliti dan diakui kualitasnya oleh arsitek asal Amerika dan Jerman.

Memang model arsitektur rumah gadang diciptakan oleh Datuak Tantejo Gurhano sejak ratusan tahun yang lalu, namun karyanya diteruskan oleh ahli gonjong lainnya yang biasa disebut dengan tukang tuo.

Predikat tukang tuo memang pantas diberikan kepada beliau karena ahli dalam membangun rumah gadang atau rumah adat Minangkabau, terutama gonjongnya. Bila ada sesuatu hal yang diragukan dalam pembangunan rumah gadang, maka kepada beliaulah salah satu tempat bertanya. Beliau sudah hafal betul bagian-bagian dari suatu rumah gadang dan tahu cara membuatnya. Beliau juga dapat menentukan apakah bentuk gonjong rumah gadang sudah benar atau salah, hanya dengan mata telanjang dari kejauhan.

Pak Malin, salah seorang yang ikut membangun Istano Basa Pagaruyuang pertama kali pada tahun 1976 bersama-sama dengan H.Dj.Dt.Lubuak Sati, Peno, Azwardy Ilyas, Razak, dan lainnya. Kini pekerjaan itu diserahkan kembali kepada mereka agar bangunan Istana tersebut bisa sama dengan bangunan sebelum terbakar pada 27 Februari 2007 lalu. Maka sejak 2007 hingga 2010 Pak Malin sering terlihat dilokasi pembangunan Istano Basa Pagaruyuang. Pak Malin jugalah yang membuat gonjong Istano Silinduang Bulan pada 1987 dan kini ikut kembali membangunnya setelah terbakar pula pada Minggu 21 Maret 2011 lalu.

Keahlian itulah yang dimiliki Pak Malin sejak lebih setengah abad yang lalu sehingga sudah puluhan rumah gadang yang dikerjakannya. Beberapa diantara rumah gadang yang ikut ditukangi oleh Pak Malin adalah Istano Basa Pagaruyuang (1976) dan yang ada sekarang ini, Istano Linduang Bulan, rumah gadang PDIKM di Minangkabau Village Padang Panjang, rumah keluarga Jusuf Kalla di Lintau Buo, kantor perkebunan di Indarung, 4 buah rumah gadang di Karang Asem-Bali, 2 buah rumah gadang di Seremban – Malaysia, gonjong gerbang masuk kota Sri Menanti Negeri Sembilan Malaysia dan puluhan rumah lainnya.
(Pak Malinlah yang membangun rumah gadang di Malaysia! Jadi jangan sampai diklaim oleh Negara tetangga menjadi budaya mereka! )

Pak Malin pernah bercerita, suatu hari di tahun 2005, datang seseorang dari Amerika Serikat kepadanya menanyakan tentang pembangunan rumah adat Minangkabau itu. Orang Amerika yang bernama Maya itu sedang studi rumah tradisional pada beberapa Negara dan ia tertarik dengan arsitektur rumah gadang.

Setelah menerima penjelasan dari pak Malin tentang filosofinya dan melihat hasil karya tukang tuo itu, maka Maya membawa Pak Malin menemui temannya Raaf berkebangsaan Jerman yang bemukin di Bali. Akhirnya mereka meminta Pak Malin untuk membuatkan 4 buah rumah gadang dilokasi objek wisata di Karang Asem Bali.

Ini adalah bentuk pengakuan dari orang Amerika dan Jerman akan keunggulan konstruksi rumah gadang dan sekaligus pengakuan akan hasil kerja Pak Malin.


Dikutip dari Singgalang,edisi 3 Januari 2012
Oleh : Alfian Jamrah
Baca Selengkapnya..

Aktivitas Tahun Baru Berkurang Kesenian Tradisi jadi Alternatif



Entah terpengaruh anjuran MUI, jelas sekali pergantian Tahun Baru di beberapa daerah berkurang aktivitasnya. Di Padangpanjang, aktivitas sambut tahun baru hanya terasa pada Pukul 23.00 WIB. Di daerah lain, berlangsung aman dan tertib. Pariaman dilaksanakan dengan berbeda. Ada seni tradisi menyambut Tahun Baru.

Di Padangpanjang, tumpahan masyarakat terlihat hanya terfokus di kawasan pasar untuk menyaksikan hiburan organ tunggal di Kompleks Pasar Sayur. Tiupan terompet akhir tahun tidak begitu terdengar kemeriahannya meski detik-detik Tahun Baru tinggal satu jam saja.

Kasat Intelkam Polresta Padangpanjang, AKP John Hendri mengatakan dalam pengamanan perayaan Tahun Baru melibat 200 personel tersebut tidak ditemukan adanya kerusuhan atau sebagainya.

Hal ini menurutnya dikarenakan perayaan Tahun Baru di Padangpanjang sangat berbeda dengan tahun lalu. Tahun lalu Padangpanjang dipadati oleh masyarakat, disebabkan adanya pegelaran khusus penyabutan Tahun Baru di Lapangan Kantin Anas Karim.

“Berbeda dengan tahun lalu. Perayaan terpusat di Lapangan Kantin. Tahun lalu diprediksi seluruh masyarakat Padangpanjang keluar rumah untuk merayakan tahun baru,” ungkapnya.

Sementara dari sisi kepadatan lalu lintas, Kasat Lantas Polres Padangpanjang Iptu Ari Paloh menyampaikan terjadi penurunan drastis dibanding tahun lalu. Pantauannya saat turun langsung ke lapangan hingga pukul 23.00 WIB, arus lalu lintas sangat lancar.

“Meski seluruh personel turun, namun nyaris tidak ada kegiatan di lapangan. Pasalnya, kendaraan yang melewati ataupun dari dalam Kota Padangpanjang sendiri, sangat sedikit dibanding tahun lalu. Penurunan jumlah kendaraan di kota malam akhir tahun, terlihat sangat drastis,” ungkap Ari Paloh melalui ponselnya kemarin siang kepada Padang Ekspres.

Terpisah Kasat Pol PP Padangpanjang, Sukma mengatakan pihaknya yang juga aktif mengawal pelaksanaan perayaan tahun baru 2012 tidak menemukan adanya pelanggaran oleh masyarakat.

“Hanya saja ada sepasang remaja yang mengarah kepada pelanggaran. Namun berkat bantuan masyarakat, mereka berhasil kita gelandang ke Kantor Pol PP untuk dibina dan kemudian dilepaskan setelah menandatangani surat pernyataan,” ungkap Sukma.

Hiburan Tradisional
Keunikan pergantian terjadi di Pariaman. Di tugu tabuik yang berada di Jalan Jenderal Sudirman, sejumlah anak sekolah memainkan hiburan gendang tasa. Mereka yag rata-rata berusia tujuh hingga 10 tahun itu cukup menarik perhatian pengunjung yang kebetulan malam itu melewati smpang tugu tabuik. Hanya saja, karena semua orang terpusat ke pantai, tugu tabuik tidak terlalu ramai.

Keramaian tahun baru sudah berlangsung di Kota Tabuik ini sejak pukul 19.00 WIB. Sebagian besar masyarakat berbondong-bondong menuju Pantai Gandoriah yang tidak jauh dari pusat kota Pariaman. Di Pantai ini, muda-mudi dan rombongan keluarga berbaur bersama-sama duduk-duduk di pinggir pantai. Sebagian besar tidak lupa menyertakan terompet, khas perayaan tahun baru.

Tidak ketinggalan, Polres Pariaman juga menggelar orgen tunggal di kantor polres. “Kegiatan ini bentuk lain dari pada untuk mengakrabkan masyarakat dengan anggota kepolisian, sekaligus memecah konsentrasi massa, jadi tidak hanya menumpuk di satu tempat saja,” ujar Kapolres Pariaman AKBP Bondan Wijaksono kepada Padang Ekspres di tengah perayaan, kemarin.

Polres mengerahkan dua pertiga atau 215 anggota guna mengamankan perayaan tahun baru. Posko pengamanan bersama di pusatkan di pantai gondoriah, tempat puncaknya acara. Perayaan tahun baru berakhir dengan letusan kembang api tepat pukul 00.00 WIB kemarin.

Di Batusangkar lain lagi. ISI Padang Panjang melakukan pertunjukan bersama Pemuda Pasar Sayur (Persayu) Padangpanjang. Bentuknya memadukan silat tradisi dan silat laga. Pesilat dari Batu Batikam Lima Kaum dan Pesilat Taduang Bangkek Yayasan Annur Abdul Rahman Batipuh ikut tampi.
Di samping atraksi peragaan silat dari Harimau Campo Koto Piliang binaan Presiden Silat Minangkabau David Suhu.
David Suhu menyebutkan intinya untuk mengarahkan generasi muda untuk bisa berkreasi dan memadukan silek tradisi dan laga.

Indonesia lebih Baik
Dua daerah lain, Padangpariaman dan Pasbar, penyambutan tahun baru berlangsung aman. Di Padangpariaman, perayaan Natal dan Misa di dua gereja yaitu gereja Katolik dan Protestan di Korong Tanjuang Basuang II Kanagarian Sungai Buluah Kecamatan Batang Anai Padangpariaman berlangsung aman dan tertib yang berlangsung Sabtu (31/12). Meski demikian, sejumlah petugas dari kepolisian dibantu aparat TNI tampak berjaga-jaga.

Pihaknya dari Polres Padangpariaman mengerahkan sekitar 321 personil termasuk didukung Satuan Pol PP, Dinas Perhubungan serta petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan Pemkab Padangpariaman.

Para petugas lanjut Kapolres, ditempatkan di sejumlah titik yang dianggap strategis seperti Kawasan Batang Anai, Malibou Anai dan Kawasan Objek Wisata Pantai Tiram Kecamatan Ulakan Tapakis. “Penempatan petugas di kawasan itu terutama dimaksudkan agar masyarakat yang ingin merayakan Tahun Baru dan bisa bisa berlangsung aman dan lancar tanpa adanya gangguan yang berarti,” ungkap Kapolres.

Sementara itu, puluhan ribu masyarakat Pasbar, larut dalam kegembiraan menyambut datangnya malam pergantian tahun baru 2011. Aksi mereka membuat suasana pusat kota Simpangampek gemuruh dan gegap gempita.

Berbagai jalur jalan raya menuju pusat kota Simpangampek dipadati kaum muda, remaja, anak-anak dan orangtua. Begitu banyak kendaraan pribadi dan angkutan umum berjalan sangat lamban dan terjadi antrean panjang.

Zulkifli, warga Simpangampek mengaku, malam pergantian tahun baru tahun ini agak sedikit lebih semarak dibanding tahun sebelumnya. Dia berharap di tahun baru ini, Indonesia dan Pasbar khususnya dapat terhindar dari segala bencana dan mara bahaya.

Kamar Hotel Penuh
Di Painan, Pessel, penyambutan tahun baru punya nuansa berbeda. Jika sebelumnya Pasir Putih Kambang Kecamatan Lengayang dijadikan sebagai lokasi pilihan utama setelah kota Painan, namun tahun ini Sabtu (31/12) terlihat sepi.

Di lokasi wisata pasir Putih Kambang itu tidak ditemui berdiri tenda-tenda kemping, apa lagi hiburan musik dengan menggunakan orgen tunggal. (jn)
Baca Selengkapnya..