Selasa, 27 Desember 2011

Tingkatkan Kepedulian Hemat Energi dan Air



Dalam rangka menciptakan kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan energi dan air, STAIN Batusangkar bekerja sama Resimen Mahasiswa (Menwa) Maharuyung Sumatera Barat menggelar seminar dengan tema “Upaya pemanfaatan energi secara arif sebagai basis pertahanan negara” di aula STAIN Batusangkar, Kamis (22/12). Seminar ini semacam bentuk sosialisasi hemar energi dan air yang disponsori Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) RI.

Pembantu Ketua III STAIN Batusangkar, DR Rizal, M.Ag mengaku kampusnya seperti mendapat durian runtuh. “Sungguh sebuah kehormatan menjadi tuan rumah dalam sosialisasi ini. Ke depan kami siap jika dilibatkan dalam acara berikutnya yang digelar Resimen Mahasiswa Maharuyung,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif LSM Format, Achmad Zulkarnain sebagai pemateri menyampaikan, air sebagai sumber utama kehidupan, sudah seharusnya digunakan secara hemat, efektif dan efisien. Permasalahan polusi air, pemborosan air, banjir, serta tidak terjaganya kebersihan air sudah selayaknya menjadi perhatian pemerintah, jajaran sampai rakyat kebanyakan.

Jika itu tidak dilakukan saat ini, bukan hal yang tidak mungkin lagi negara ini akan mengalami krisis air besar-besaran.
Batusangkar dipilih menjadi tuan rumah, berhubung Batusangkar dan Sumbar secara umum merupakan wilayah penyangga. Selain itu, banyaknya sawah juga merupakan masalah lain dalam penanggulangan pemborosan air saat ini.
Sawah kini telah banyak berubah fungsi menjadi area perumahan, yang berakibat kurangnya daerah resapan air. Tanpa disadari, hal ini akan menimbulkan multiplier effect yang luar biasa. Di samping itu, kebiasaan boros secara tidak langsung akan berefek kepada pemborosan listrik juga. Dengan kata lain, hemat air berarti hemat listrik.

Achmad berharap seluruh lapisan masyarakat mulai menumbuhkan kepedulian yang sama dalam menjaga dan melestarikan kualitas air.
“Caranya tentu harus dimulai dari keluarga. Selanjutnya melakukan konservasi dan menggunakan air sehemat dan efesien mungkin,” ungkap Achmad kepada sejumlah peserta seminar.

Ajakan untuk memikirkan masalah energi juga dilontarkan pembicara kedua, Rahmad Khairil Chaniago (Koordinator BBM Watch). Ia mengungkapkan, tidak banyak orang yang sampai berfikir, suatu saat negara ini kekurangan energi.

“30 tahun mendatang kita akan benar-benar devfsit, terutama soal BBM. Kita sebagai generasi penerus bangsa, sudah selayaknya melakukan penanggulangan. Dimulai dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat, mengubah kebiasaan boros dan mengupayakan menggunakan energi sehemat, efektif dan efisien mungkin,” tegasnya.

Ia juga menambahkan untuk menghemat energi dari lingkungan terkecil. Peran orang Minang sebagai bangsa pelopor seharusnya tidak pernah punah. Ia berharap kepada mahasiswa untuk bisa memahami kondisi tersebut dan menjadi pelopor swasembada energi nasional.

Ahmad Zulkanain menambahkan, tingkat pemahaman dari masyarakat kurang. Ia juga mengharapkan jika pemahaman tentang hal ini harus masuk kurikulum sekolah. “Timbulkan kesadaran masyarakat,” tuturnya. (Idealita/Lira Erwinda, Havis Rahmat Saputra, Annisa Rahma Dewi, Afri Hamdi),

Tidak ada komentar:

Posting Komentar