Minggu, 17 Juni 2012

Jepang Bangun Pusat TI Tanahdatar

Batusangkar, Padek—Sete¬lah sukses melaksanakan perlua¬san jaringan fiber optik di Kabu-pa¬ten Tanahdatar, The Te¬leco¬mu¬nication Technology (TTC) Je¬¬pang kembali bekerja sama da¬-lam pengembangan teknologi in¬¬¬formasi (TI). Bahkan, akan di¬dirikan Pusat Pen¬didikan dan Pe¬latihan TI, te¬patnya di Paga¬ruyung. Keinginan mendirikan pusat pen¬didikan itu disampaikan Di¬rek¬tur TTC Jepang Hideyuki Iwata San didampingi penterja¬mah¬¬nya ketika bertemu Bupati Ta¬¬nahdatar M Shadiq Pasadigoe di¬¬¬dampingi Kepala Dinas Per¬hu¬b¬u¬ngan Komonikasi dan Infor¬ma¬si Kabupaten Tanah¬datar Dar¬¬yanto Sabir, Sekretaris Dis¬hu¬bko¬minfo Tanahdatar Edis Su¬san¬to dan Kabaghumas Des¬rizal di Indo Jalito Batusangkar, ke¬marin. ”Jika ini bisa kita bangun, saya yakin Tanahdatar menjadi dae¬rah pertama percontohan di In-donesia, termasuk dari negara te¬tangga Malaysia,” ungkap Iwa¬ta San lewat penerjemah. Sebelum ini, kata dia, TTC Je¬pang telah kerja sama dengan Ta¬nahdatar dalam penerapan ja-ringan wireless menggunakan to¬wer yang menghubungkan 7 lo¬ka¬si yaitu Radio Pemkab, Di-nas Ke¬sehatan, Puskesmas Li¬ma Kaum I, Puskesmas Sungaita¬rab II, Puskesmas Pagaruyung, Per¬¬pustakaan Gunung Bungsu, dan SMA I Batusangkar. Kemu¬dian, me¬ngintegrasikan data ke¬se¬hatan 3 Puskesmas dengan Di¬nas Ke¬se¬ha¬tan menggunakan apli¬¬kasi Sis¬tem Informasi Kese¬hatan. Kedatangan mereka kali ini di¬dampingi tiga wakil dari Ma¬lay¬sia yakni Dr Fitri Soraya M¬u-hammad, Farina Osman dan Ng Koh Fih dari University Serawak Ma¬laysia (Unimas). Bupati Ta¬nah¬¬datar Shadiq Pasadigoe me¬nyambut baik tawaran kerja sa¬ma tersebut. ”Saya mendukung program yang ditawarkan tersebut agar bisa membangun ICT Training Cen¬tre di Pagaruyung,” kata Sa¬diq. Pihaknya siap membantu ter¬laksananya seluruh proyek ter¬sebut untuk meningkatkan SDM bidang IT di Tanahdatar. “Pihak TTC juga dapat mem¬be¬ri¬kan pembinaan bagi staf di ling¬-kungan pemkab seperti di¬klat tambahan baik di dalam mau¬¬pun luar negeri, sehingga pe-ngembangan sarana dan pra¬sarana ICT didukung SDM me¬madai,” harapnya. Dalam rangkaian kunjungan ter¬sebut direktur TTC Jepang di¬dampingI Bupati Tanahdatar juga melihat pelaksanaan kegia¬tan Teknologi informasi di SD Ba¬tusangkar, Puskesmas Lima Kaum, SMK Bukitgombak dan juga melakukan pertemuan dengan Pimpinan SKPD, Kepala Sekolah dan Siswa SLTP Batu¬sangkar. (mal)

Baca Selengkapnya..

Jumat, 15 Juni 2012

Menjual ‘Pusako Tinggi’ Hukumnya Haram

TANAHDATAR – Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Provinsi Sumbar, HM. Sayuti Dt. Rajo Pangulu menegaskan, Kerapatan Adat Nagari (KAN) merupakan penguasa dalam nagari. Kepada pengurus KAN dituntut agar bisa me nyelesaikan setiap persoalan di nagari dengan bijaksana. “Perlu saya informasikan, kalangan ulama telah menye pakati, menjual tanah yang berstatus sebagai pusako tinggi, hukumnya haram. Tanah itu hanya boleh diman faatkan, tidak untuk diper dagangkan,” ujar Sayuti, Selasa (12/6), saat memberi arahan pada penilaian KAN berprestasi tingkat Sumbar di Nagari Barulak, Kecamatan Tanjung Baru. Dt. Pangulu hadir di na gari itu dalam kapasitasnya sebagai ketua tim penilai KAN berprestasi tingkat Sum bar. Nagari Barulak dinilai oleh tim mewakili Kabupaten Tanah Datar. Masih seputar urusan tanah, tegasnya, KAN juga diminta untuk memperha tikan kondisi tanah pusako tinggi yang ada di wilayah kekuasaannya. Siapa yang punya lahan tidur dan tidak pula diserahkan kepada pi hak lain untuk digarap, ucap nya, maka perbuatan itu termasuk kepada perbuatan tercela. Selain menyangkut harta pusako tinggi, Dt. Pangulu juga meminta kepada para niniak mamak untuk mem perhatikan persoalan moral anak nagari. Pasalnya, dam pak globalisasi yang demi kian besar, akan dapat ber pengaruh signifikan terhadap tataran moral anak kemenakan. “Kini cara berpakaian anak cucu kemenakan kita sudah mulai merisaukan. Lebih payah pula melihat pusar kerbau dibanding pu sar anak gadis yang sudah tersingkap di mana-mana, tak peduli di tempat-tempat keramaian,” katanya. Berbicara soal kian marak nya pemekaran nagari seba gai pemerintahan terendah di Sumbar beberapa waktu belakangan, Dt. Pangulu me nyebut, kekuasaan walina gari selaku pemerintahan di nagari, berbeda dengan ke kuasaan yang dimiliki KAN selaku pemilik nagari. “Bila pemerintahan na gari dimekarkan, maka tidak serta-merta KAN-nya juga dimekarkan. Kalau meruyak pula tradisi pemekaran KAN, suku dan niniak mamak, maka jelas itu sangat ber bahaya bagi kelangsungan eksistensi Minangkabau se bagai sebuah tataran kebudayaan di ranah ini,” jelas dia. Dt. Pangulu sangat me mujikan, bila di suatu nagari, walinagarinya justru akan lebih baik jika menyandang status sebagai penghulu. Tentu akan sangat berba haya, tambahnya, bila se seorang yang terpilih memim pin nagari adalah orang yang telah melalangbuana di pe rantauan, lalu kembali ke kampung memanfaatkan hari tuanya, tanpa mengenal persoalan adat yang ada di nagari. Guna menjamin kelang sungan pelaksanaan tataran adat Minangkabau, beliau menghimbau kepada sege nap pengurus KAN agar me nyatukan sikap dalam meng hadapi perubahan. Ke depan, tuturnya, peran ninik mamak yang terhimpun di dalam wadah KAN akan semakin penting.(211)

Baca Selengkapnya..

TTC DAN TANAH DATAR MELANJUTKAN KERJASAMA PENGEMBANGAN IT

Pengembangan ICT (Information Communication Technology) di Kabupaten Tanah Datar akan lebih ditingkatkan dengan adanya kerjasama dengan TTC (The Telecommunication Technology Committee) Jepang. Hal ini ditandai dengan pembicaraan antara Bupati Tanah Datar M.Shadiq Pasadigoe dengan Dr. Hideyuki Iwata (Director Promotion TTC), Kamis 14 Juni 2012. Pada kesempatan tersebut Dr. Iwata mendiskusikan bentuk kerjasama ke depan dengan Tanah Datar. TTC berharap akan dapat membentuk sebuah ICT Training Center di Tanah Datar yang dapat mengakomodir kebutuhan Pemerintah kabupaten serta masyarakat dalam hal pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta mengadakan pelatihan. Bupati Tanah Datar sangat menyambut baik rencana tersebut, “Saya akan memfasilitasi pengembangan TIK di Tanah Datar, silakan pihak TTC mengkaji lebih dalam poin-poin apa yang diperlukan di Tanah Datar, sejauh hal ini untuk kebaikan masyarakat akan saya dukung”. Ditambahkan bupati, kerjasama yang sudah dimulai sejak tahun 2009 dengan TTC sangat bermanfaat terutama dengan adanya fiber optik yang telah dimanfaatkan untuk jaringan online. Kedatangan TTC kali ini sekaligus membawa Ibu Dr. Fitri Suraya Mohamad, dosen dari Unversiti Malaysia Serawak (Unimas Malaysia) yang juga telah bekerjasama dengan TTC dalam hal pengembangan e-education di Kuching, Malaysia. Dr. Fitri serta Dr. Iwata berkesempatan mendemonstrasikan proyek TTC tersebut di hadapan Bupati Tanah Datar, Kepala SKPD serta guru-guru TIK dan perwakilan siswa SD, SMP dan SMA se-Kabupaten Tanah Datar di Aula Kantor Bupati Tanah Datar sore Kamis tersebut. Kadishubkominfo Ir. Daryanto Sabir, M.Si., yang ikut mendampingi Bupati Tanah Datar menyampaikan bahwa sebagai SKPD yang membidangi pengembangan TIK tersebut akan terus menindaklanjuti kerjsama ini. (Era, Rui DishubKominfo)

Baca Selengkapnya..

Senin, 11 Juni 2012

TANAH DATAR AKAN PUNYA HOTEL BERBINTANG, KOTO BARU CONDOTEL AKAN DIBANGUN DI KOTO BARU X KOTO

Untuk menunjang program pariwisata di kabupaten Tanah Datar akan dibangun Hotel Berbintang di Koto Baru X Koto, sebagai tahap awal pihak pengembang B.Dt.Jono Sati Direktut PT.Riad Group Indonesia lakukan sosialisasi pendirian hotel berbintang kepada masyarakat nagari Koto Baru kecamatan X Koto, Jumat (8-6) di aula kantor Wali Nagari Koto Baru. Sosialisasi rencana pendirian hotel berbintang itu selain masyarakat setempat juga dihadiri Asisten II Setda Ir.Helfi Rahmi Harun, Kepala Bappeda Mansur Samin SH, Veri dari Kantor LH, Camat X Koto Drs.Alfian Fikri dan undangan lainnya. Rencana pembangunan hotel berbintang tersebut disambut antusias yang sangat positif oleh masyarakat setempat. Direktur PT.Riad Group Indonesia B.Dt.Jono Sati yang berasal dari Koto baru Solok ini juga sangat berharap kepada Pemda tanah datar dan masyarakat X Koto untuk mendukung pembangunan hotel ini, karena di Tanah Datar sangat dibutuhkan hotel yang memenuhi standar international untuk menyambut tamu-tamu yang ingin menginap di Tanah Datar. Hotel ini direncanakan didirikan disamping Talago Koto Baru yang nantinya juga akan dijadikan sarana pariwisata, hotel yang direncanakan 10 lantai ini berkapasitas 200 kamar yang ukurannya cukup luas yaitu 40 meter masing-masing kamarnya, sampai selesai akan menelan biaya sekitar Rp.100 milyar. Hotel ini juga punya ruang pertemuan berkapasitas 500 orang, punya kolam renang, dan fasilitas lainnya. Pihak pengembang juga berjanji akan memakai tenaga kerja setempat sesuai dengan kemampuan dan skil masing-masing, mulai dari pekerjaan awal sampai nantinya untuk karyawan hotel. Disamping itu pada objek wisata Talago juga akan dilengkapi dengan sarana dan prasarana wisata air, kepada nagari juga dijanjikan akan diberikan bantuan 20 buah Kereta Air yang akan dikelola oleh pemuda setempat. Nagari Koto Baru yang sangat berpotensi dengan pertaniannya juga akan dikembangkan, hasil pertanian masyarakat juga dapat dipasarkan pada hotel sesuai kebutuhan. Asisten II Helfi Rahmi Harun dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada investor yang akan membangun hotel berbintang di Koto Baru ini, dengan berdirinya hotel ini nantinya akan membawa dampak positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat sekitarnya. Kepada infestor diharapkan dapat menyelesaikan segala bentuk perizinan dan kajian dampak lingkungan, sehingga tidak menjadi masalah dikemudian hari, kepada infestor juga diharapkan untuk dapat memakai tenaga kerja setempat. Harapan yang sama juga disampaikan kepala Bappeda Masyur Samin SH, dengan berdirinya hotel ini nanti juga akan berdampak kepada pembangunan disekitarnya. (Humas).

Baca Selengkapnya..

Kamis, 07 Juni 2012

PEJABAT TANAH DATAR HAMILI JANDA

Batusangkar, Padek—Seo¬rang pejabat Kantor Ling¬kungan Hidup Tanahdatar berinisial AS, dituduh meng¬ha¬mili bawahannya. Karena tak mau bertanggung jawab, ibu beranak dua itu me¬la¬por¬kan kasus asusila tersebut ke Bupati Tanahdatar. Kini, kasus tersebut sudah ditangani in¬spektorat setempat. Bupati Tanahdatar Shadiq Pasadiqoe yang dihubungi Padang Ekspres, kemarin (4/6), membenarkan kasus per¬selingkuhan atasan dan ba¬wa¬han itu sudah diproses di inspektorat. “Sekarang sedang diproses. Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya,” ujarnya singkat. Wid adalah janda beranak dua; satu putra dan satu putri. Sehari-hari, Wid hanyalah seorang ibu rumah tangga. Sebelum meninggal beberapa tahun lalu, suaminya bekerja di Kantor Lingkungan Hidup. Lantaran uang pensiun sua¬minya tak cukup menutupi biaya sekolah dua anaknya, Wid sering mengeluh ke¬ku¬rangan biaya pada bekas ata¬san suaminya, Marwan. Atas persetujuan Bupati, Wid diterima sebagai pegawai ha¬rian lepas di bekas kantor sua¬minya Kantor Lingkungan Hidup. Saat dikonfirmasi, kemarin (4/6), Marwan mengakui Wid memang bekerja di Kantor LH sejak beberapa bulan lalu, yaitu sejak suami Wid me¬ninggal dunia. “Saya me¬ne¬ri¬ma Wid bekerja di Kantor LH, sehubungan ada dua anak yatim yang masih mem¬bu¬tuh¬kan biaya, ditambah lagi pe¬kerjaan cukup banyak di Kan¬tor LH. Atasan langsungnya adalah AS,” terang Marwan. Pada April 2012 lalu, jelas Marwan, Wid muntah-muntah dan pucat. Kondisi fisiknya menurun. “Suatu hari dan tanggalnya saya lupa, Wid memberanikan diri masuk ke ruangan saya. Setelah me¬ngetuk pintu dan diper¬si¬lah¬kan masuk, saya tanya apa ma¬salahnya. Waktu itulah Wid mengatakan sudah digauli atasannya beberapa kali sam¬pai hamil,” ujarnya. Mendengar pengakuan Wid, Marwan marah besar. Tapi, dia menahan diri karena AS sudah berumur lanjut. “Setelah Wid keluar, saya pang¬gil lagi AS sebagai atasan langsung Wid. Waktu itu AS membantahnya, namun hasil dari rumah sakit sudah diperlihatkan oleh Wid bahwa dia hamil. Melihat ada bukti Wid ha¬mil, AS pucat, kemudian disa¬ran¬kan untuk diselesaikan se¬cara kekeluargaan, namun ke¬luarga AS tidak terima,” ujar¬nya. Karena diperlakukan tidak adil, Wid akhirnya membuat pengaduan pada Bupati Ta¬nah¬datar, tembusannya pada Kantor Lingkungan Hidup. “Se¬karang kasusnya sudah be¬rada di Inspektorat Pemkab Ta¬nahdatar. Kedua belah pi¬hak akan dimintai kete¬ra¬ngan¬nya, baik si pelapor maupun terlapor,” kata Marwan. (ztl)

Baca Selengkapnya..

Senin, 04 Juni 2012

Meriam Usia 222 Tahun di Batusangkar

DI BENTENG (fort) Van der Capellen Batusangkar tegak kokoh menantang dua buah meriam yang sedang mendongakkan muncungnya. Seakan-akan mereka menyambut kedatangan tamu karena keduanya berdiri tepat di kiri kanan pintu masuk benteng. Sepintas penampilannya seperti meriam biasa saja yang juga ada di benteng-benteng lain, tapi setelah diperhatikan dengan cermat ternyata ada tanda-tanda khusus. Di bagian belakangnya tertulis angka 1790 tahun pembuatan meriam tersebut, yang berarti telah berusia 222 tahun pada tahun 2012 ini. Kemudian juga terdapat tulisan VOC lengkap dengan lambangnya yang menyatakan bahwa meriam tersebut dibuat dan didatangkan semasa VOC berjaya. VOC sing¬katan dari Vereenigde Oostindische Campagnie adalah perserikatan perusahaan dagang Hindia Timur yang didirikan oleh kolonialis Belanda pada 20 Maret 1602. Perserikatan yang beroperasi tahun 1602 hingga 1799 ini memberi dampak yang sangat besar bagi bangsa Indonesia yang sedang terjajah ketika itu, terkenal kejam dan menindas. Jadi kedua meriam tua itu adalah peninggalan VOC, sedangkan bentengnya dibangun tahun 1823. Kedua meriam kuno itu tidak lagi punya roda seperti beberapa meriam peninggalan Belanda yang dapat dipindah-pindah, tetapi sudah dipasang permanen ke beton berbatu. Menurut cerita masyara¬kat sekitar benteng bahwa beberapa puluh tahun lalu meriam tersebut masih dimanfaatkan untuk membuat bunyi letusan sebagai tanda masuknya waktu berbuka puasa Ramadhan dengan memakai mesiu. Kini hanya sebagai pajangan saja yang menghiasi benteng Van der Capellen yang terletak strategis di pusat kota dan pada tempat ketinggian itu. Benteng Van der Capellen terlet¬ak berdekatan dengan gedung Indo Jolito yang dulunya sebagai ke¬diaman controleur Belanda untuk wilayah Minangkabau pedalaman dan tidak jauh pula dari bangunan tangsi Belanda di Parak Jua. Ketiga gedung bersejarah yang termasuk benda cagar budaya ini dibangun mulai tahun 1822 hingga 1824 ketika penguasanya Kolonel Raff dan sewaktu terjadinya Perang Paderi. Benteng ini telah direhab oleh Balai Pelestarian Peninggalan sejarah Purbakala (BP3) Kemen-trian Pariwisata dan Industri Kreatif yang wilayah kerjanya meliputi Sumbar, Riau dan Kepri dan kantornya di Batusangkar. Kini benteng tersebut telah terlihat megah, apalagi halamannya juga sudah direhab pula oleh Kementrian PU melalui Dinas PU Propinsi Sumatera Barat. Benteng Van der Capellen saat ini selain sebagai kantor Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Tanah Datar, juga digunakan untuk aktifitas seni dan budaya serta sebagai pusat informasi pariwisata (tourism information centre). Di sini juga telah dikelola sebuah museum kecil yang menampilkan berbagai data sejarah Minangkabau dan perjuangan masa lalu. Sejak didirikan oleh Belanda 189 tahun yang lalu, benteng ini telah digunakan untuk berbagai macam aktifitas. Di sini pernah markas tentara Belanda, markas tentara Jepang, kantor BKR dan TKR, markas Batalyon 439 Diponegoro dan markas Kepolisian RI. Bahkan juga pernah digunakan untuk kampus Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) yang merupakan cikal bakal IKIP Padang pada tahun 1950-an. Apabila anda ke Batusangkar, maka sempatkan juga untuk mampir ke Benteng Van der Capellen yang bersejarah ini. Bila ingin tahu sejarah Minangkabau dan sejarah perjuangan melawan Belanda, maka juga ada beberapa data di sana. Begitu pula informasi tentang kekayaan budaya dan poteni pariwisata. Atau sekurang-kurangnya anda ingin menghirup udara segar sambil beristirahat di bawah pohon beringinnya yang juga sudah berusia lebih dari satu abad. Selamat berkunjung ! (Alfian Jamrah)

Baca Selengkapnya..

Ulat Bulu Serang Tanahdatar

Batusangkar , Padek—Lama tak terdengar, kini ulat bulu malah menjalar Tanahdatar. Ulat bulu itu menyerah perkebunanan mas¬yarakat Jorong Kototuo, Nagari Salimpaung. Sampai saat ini sudah sekitar 1,5 ha tanaman perkebunanan dise¬rang. Sekitar 5,5 ha lagi terancam diserang. Camat Salimpaung Riswandi menyebutkan, ulat bulu diketahui men¬yerang lahan warga sekitar 5 hari lalu di Jorong Kototuo. Tanaman petani yang dise¬rang itu pada umumnya cas¬sia¬-vera, al¬pokat dan cokelat. Daun ta¬na¬man habis dimakan ulat. Diper¬kirakan tanaman cokelat yang diserangnya men¬capai 320 batang. Ulat bulu yang menyerang berwarna merah. Ukurannya sekitar 3,5 cm. Darahnya juga ter-sebut berwarna merah. Berbeda dengan warna darah ulat pada umumnya yang hijau.¬ Sebelum terja¬dinya serangan itu, terlihat pu¬luhan ribu kupu-kupu migran warna kuning. Ukuran rentang sayap 5 cm dan hinggap di lokasi perkebunan masyarakat. “Kita melakukan pengen¬da¬lian bersama dengan masyarakat dengan melakukan pen¬yem¬pro¬tan dengan insektida Jenis Best-ox 50 EC. Jenis ulat itu sudah kita ambil sampelnya dan sudah di¬kirim ke Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hor¬tikul¬tura Sumbar di Padang,” ujar Edi. (*)

Baca Selengkapnya..